Selasa, 30 Juli 2013

Esa Sigit - Memujamu by GIRONOEMI PRODUCTION

Ekuitas

Pengertian  Ekuitas (Equity) adalah : aktiva                                      Rpxxx         modal                              Rpxxx

setelah di jurnal di buatkan Neraca contoh : jurnal masuknya Lia: contoh soal: pada tanggal 1 april Nini dan Nuni sepakat untuk mendirikan firma dengan nama Fa. NINU. Akta pendirian menyebutkan ketentuan berikut . Nini menyetorkan modal sebesar Rp 75.000.000,00 disetor tuunai sebesar Rp 50.000.000,00. Dan Nuni menyetorkan seluruh aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan lamanya. Berikut ini nerasa perusahaan Nuni
Sewa di byr dmuka Rp  6.500.000,00Aktiva tetap:                            Kendaraan              Rp10.000.000,00   Ak.peny.ken      (Rp 2.000.000,00)       Peralatan               Rp5.000.000,00     Ak.peny.per       (Rp 2.000.000,00)                        Rp  11.000.000,00Modal Nuni            Rp44.500.000,00 1. Laba(rugi) dibagi rata kepada setiap sekutu 2. Laba(rugi) dibagi berdasarkan perbandingan yang telah ditetapkan (rasio arbitrary) 3. Laba(rugi) dibagi berdasarkan perbandingan modal masing-masing sekutu. 4. Laba (rugi) dibagi dengan memberikan bunga atas modal sekutu 5. Laba (rugi) dibagi dengan memberikan bonus kepada sekutu 6. Laba (rugi) dibagi dengan memberikan gaji kepada sekutu Pada saat persekutuan mengalami kerugian, para sekutu harus menanggung sesuai dengan perjanjian pembagian laba (rugi). Pencatatan dilakukan dengan mendepat akun Modal masing-masing sekutu dan mengkreditkan akun Ikhtisar Laba Rugi. Diminta: buatlah perhitungan pembagian laba dan jurnal pembagian laba, apabila laba rugi firma di bagi sebagai berikut: 1. Laba(rugi) dibagi rata kepada setiap sekutu 2. Laba(rugi) dibagi berdasarkan perbandingan 5:6:4 4. Laba (rugi) dibagi dengan memberikan bunga 15% atas modal sekutu 6. Laba (rugi) dibagi dengan memberikan gaji kepada sekutu    Nani: Rp 3.000.000,00    Indah: Rp 4.000.000,00    Lia: Rp 2.500.000.000,00 Laba setelah PPh                                                                 Rp 30.000.000,00 Nani: 1/3 x Rp 30.000.000,00       =Rp 10.000.000,00 Indah: 1/3 x Rp 30.000.000,00     =Rp 10.000.000,00 Pembayaran Bunga modal: Laba setelah PPh                                                                  Rp 30.000.000,00 Nani       = 15% x Rp 15.000.000,00 =Rp 2.250.000,00 Indah     = 15% x Rp 18.000.000,00=Rp 2.700.000,00 Lia         = 15% x Rp 12.000.000,00=Rp 1.800.000,00            Rp   6.750.000,00-
                                           Sisa Laba                                  Rp 23.250.000,00 Nani: Rp 3.000.000,00 Indah: Rp 4.000.000,00 Lia: Rp 2.500. 000,00                                                                   Rp   9.500.000,00-
Nani 5/15 x Rp 13.750.000,00       = Rp 4.583.333,33 Jurnal pembagian laba
    Modal Lia                                           Rp 7.966.666,67 apabila seorang anggota baru atau lebih masuk sebagai anggota firma, maka perjanjian yang telah di sepakati sebelumnya telah berakhir sehingga firma tersebut dinyatakan bubar dan diganti dengan sebuah firma baru dengan perjanjian bersama yang baru pula. Masuknya sekutu baru dalam firma dapat terjadi dengan cara, yaitu membeli sebagian modal anggota lama, dan  menyerahkan sejumlah kekayaan tertentu ke firma.bila masuknya sekutu kedalam firma  dengan membeli sebagian modal anggota lama, maka transaksi pemayaran antara pihak pembeli dan pihak penjual merupakan transaksi pribadi pemilik sehingga perusahaan hanya mencatat perubahan modal dari sekutu lama ke sekutu baru sebesar penyetoran. Kelebihan atau kekurangan penyetoran oleh anggota baru tidak dicatat oleh perusahaan. Contoh soal 1: Fa. RIVA yang anggotanya Rani da ivah  dengan modal penyertaan Rani Rp 150.000.000,00 dan Ivah  Rp100.000.000,00 semuanya telah di setor penuh. Azmul masuk sebagai anggota baru drngan membeli 75% dari modal  Ivah dengan membayar Rp 100.000.000,00 dan sekutu lain yakni  Rani menyetujuinya. Dan transaksi tersebut, jurnal yang di buat oleh Fa. RIVA atas masuknya Azmul adalah: Modal Ivah                                     Rp 35.000.000,00      Modal Azmul                                                 Rp 75.000.000,00 (75% x Rp 100.000.000,00) kelebihan dari jumlah penyetoran Azmul merupakan transaksi pribadi antara Ivah dan Azmul. posisi modal Fa. RIVA akan tampak sebagai berikut: Modal Fa. RIVA Modal Rani                   Rp 150.000.000,00 Modal Ivah                  Rp  35.000.000,00 Modal Azmul      Rp  75.000.000,00+ Contoh soal 1: Fa. RIVA yang anggotanya Rani da ivah  dengan modal penyertaan Rani Rp 150.000.000,00 dan Ivah  Rp100.000.000,00 semuanya telah di setor penuh. Azmul masuk sebagai anggota baru drngan membeli 75% dari modal  Ivah dengan membayar Rp 100.000.000,00 dan sekutu lain yakni  Rani menyetujuinya. Dan transaksi tersebut, jurnal yang di buat oleh Fa. RIVA atas masuknya Azmul adalah: Modal Ivah                                     Rp 35.000.000,00      Modal Azmul                                                 Rp 75.000.000,00 (75% x Rp 100.000.000,00) kelebihan dari jumlah penyetoran Azmul merupakan transaksi pribadi antara Ivah dan Azmul. posisi modal Fa. RIVA akan tampak sebagai berikut: Modal Fa. RIVA Modal Rani                   Rp 150.000.000,00 Modal Ivah                  Rp  35.000.000,00 Modal Azmul      Rp  75.000.000,00+

25 Jan
Modal Dina
Rp  20.000.000,00


       Prive Dina

Rp   5.000.000,00

       Kas

Rp 15.000.000,00
4 Mei
Modal Nanda
Rp  70.000.000,00


Modal Asih
Rp    6.000.000,00


Modal Tiko
Rp    4.000.000,00


       Kas

Rp 80.000.000,00
4 Mei
Modal Nanda
Rp  70.000.000,00


Goodwill
Rp  10.000.000,00


       Kas

Rp 80.000.000,00
4 Mei
Modal Nanda
Rp  70.000.000,00


       Modal Budi

Rp  70.000.000,00
Hak Residual atas asset entitas setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas juga dapat diartikan juga sebagai modal atau kekayaan entitas (perusahaan), yang terdiri dari selisih jumlah aktiva (asset) dikurangi dengan pasiva (kewajiban).  Ekuitas mungkin disubklasifikan dalam neraca. Sehingga Ekuitas (Equity) dapat juga disebut sebagai kekayaan sendiri atau modal sendiri.Contoh :Entitas (perusahaan) yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), subklasifikasi dapat meliputi dana yang dikontribusikan oleh pemegang saham, saldo laba dan keuntungan  atau kerugian yang diakui secara langsung dalam ekuitas (equity/kekayaan sendiri/modal sendiri) Macam-macah Ekuitas ada 3 yaitu:1.    Ekuitas persekutuan firma
2.    Ekuitas perseroan terbatas
3.    Ekuitas koperasi
 1.    Persekutuan firma adalah perusahaan yang didirikan oleh beberapa orang yang juga langsung memimpin perusahaan. Anggota-anggota bertanggung jawab tidak terbatas atas utang perusahaan. seperti halnya perusahaan perseorangan, demikian pula pada firma, secara yuridis, tidak ada pemisahan antara harta pribadi di rumah dengan harta (modal) yang ditanamkan dalam perusahaan. Menurut KUHD, firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama untuk kepentingan bersama. namun, persekutuan boleh bernama seorang anggota atau nama lain. Persekutuan firma didirikan sedikitnya oleh dua oang di depan notaris untuk mendapatkan akta pendirian sebagai bukti tertulis. Anggota firma biasanya adalah orang-orang yang masih ada ikatan keluarga, sudah saling mengenal dengan erat dan saling mempercayai. hal ini sehubungan dengan tanggung jawab yang tidak terbatas dari paham firma. pembagian keuntungan alam firma biasanya berdasarkan pemilik modal yang diikutsertakan dalam perusahaan. Persekutuan firma bukan merupakan badan hukum, maka dalam pendiriannya para sekutu dapat membuat perjanjian secaara resmi atau tidak resmi. Dalam akta pendirian umumnya di tuliskan besarnya modal masing-masing sekutu dan ketentuan pembagian keuntungan atau kerugian ke masing-masing sekutu, baik dari laba atau rugi tiap tahun maupun dari pembagian sisa aktiva sebelum terjadi likuidasi.1.   MASUKNYA SEKUTU
Persekutuan firma dapat didirikan oleh orang-orang yang sebelumnya sama-sama belum mempunyai perusahaan, tetapi dapat pula oleh orang-orang yang sebelumnya sudah mempunyai perusahaan. Seluruh aktiva, kewajiban, dan equitas para sekutu yang di masukkan ke dalam firma tersebut perlu di adakan penilaian kembali (revaluasi) untuk di sesuaikan dengan kondisi harga umum pada saat penggabungan menjadi firma. Dengan menggunakan metode pencatatan sebagai berikut:1.  Masuknya sekutu
a)    Sekutu sebelumnya tidak memiliki perusahaan:Pada tanggal 1 Maret 2013  Lia da Indah sepakat mendirikan persekutuan fitma bernama Fa. Liind. Lia memasukkan modal sebesar Rp 50.000.000,00  namun baru di setor tunai sebesar Rp 35.000.000,00 , Indah menginvestasikan Rp 35.000.000,00 di setor penuh.Jawab:Kas                                          Rp 35.000.000,00Modal belum disetor                           Rp 15.000.000,00         Modal Lia                                                     Rp 50.000.000,00Jurnal masuknya Indah:Kas                                          Rp 35.000.000,00         Modal Indah                                                 Rp 35.000.000,00Nerasa Fa, Liind dapat di lihat sebagai berikut:FIRMA LIINDNeraca Pembukuaan31 Maret 2013Aktiva lancar:Kas           Rp 70.000.000,00     Jumlah aktiva Rp 70.000.000,00Ekuitas:Modal Lia                 Rp 50.000.000,00Modal Lia belum di setor(Rp 15.000.000,00)
Modal Lia sudah di setorRp 35.000.000,00  Modal Indah            Rp 35.000.000,00Jujmlah ewajiban&akuitaRp 70.000.000,00 b)   Terdapat sekutu yang telah memiliki perusahaan
Kas                        Rp12.000.000,00Piutang                  Rp35.000.000,00Persediaan             Rp15.500.000,00Sewa di byr dmuka Rp  6.500.000,00Kendaraan              Rp10.000.000,00Ak.peny.kendaraan (Rp3.000.000,00)Peralatan               Rp  5.000.000,00Ak.peny.peralatan  (Rp1.000.000,00)Jumlah                  RP80.000.000,00Utang                    Rp34.500.000,00                                                                                                                                                                                                                                                          Modal                    Rp45.500.000,00Jumlah                  Rp80.000.000,00Sesuai persetujuan aktiva Nuni di nilai kembali dan nilai yang di setujui adalah persediaan barang di nilai Rp 14.500.000,00 kendaraan sebesar Rp8.000.000,00 dan peralatan sebesar Rp3.000.000,00, sedangkan lainnya tetap. Jawaban:Jurnal setoran Nini:Kas                                 Rp50.000.000,00Modal belum di setor       Rp25.000.000,00          Modal Nini                                          Rp75.000.000,00Jurnal setoran Nuni:Kas                                  Rp12.000.000,00Piutang                            Rp35.000.000,00Persediaan                       Rp14.500.000,00Sewa di byr dmuka           Rp  6.500.000,00Kendaraan                       Rp  8.000.000,00Peralatan                        Rp  3.000.000,00          Hutang                                               Rp34.500.000,00          Modal Nuni                                         Rp44.500.000,00              Fa. NINUNeraca30 April
Aktiva Lancar:                         Kas                        Rp62.000.000,00Piutang                  Rp35.000.000,00Persediaan             Rp14.500.000,00                             Rp118.000.000,00Jumlah Aktiva       Rp129.000.000,00 Kewajiban:                               Hutang                  Rp34.500.000,                    Ekuitas:                                             Modal Nini   Rp75.000.000,00  Modal blm di seto (Rp25.000.000,00) Jmlh  fasifah        Rp129.000.000,00         
   2.   PEMBAGIAN RUGI/LABA
    Tidak ada formula khusus  untuk membagi laba atau rugi firma. Ketentuan pembagian rugi  atau laba persekutuan firma umumnya di atur dalam akta pendirian firma, sebagaimana yang telah di setujui oleh para sekutu.
    participation on partnership profit, dimana setiap sekutu berhak terhadap laba yang diperoleh persekutuan. Hak tersebut dibagi berdasarkan kesepakatan yang tercantum dalam akte pendirian. Laba(rugi) persekutuan dapat dibagi dengan cara-cara sebagai berikut:    Laba yang dibagi kepada setiap sekutu akan mempengaruhi akun modal masing-masing sekutu. Pada saat laba dibagi, persekutuan akan mengkredit akun Prive masing-masing sekutu. Pengkreditan prive ini bersifat sementara sebelum penarikan uang kas oleh setiap sekutu. Pada saat panarikan kas oleh sekutu akun prive akan di debet kembali dengan mengkreditkan akun kas.Jika para sekutu sepakat tidak menarik laba yang diperoleh, tetapi menambahkan ke saldo modal masing masing, akun modal masing-masing akan langsung dicatat di sisi kredit.Contoh soal: Fa. NIL  Terdiri dari tiga sekutu, yaitu Nani,Indah, dan Lia. Nani memasukkan modal sebesar Rp 15.000.000,00 di setor penuh, Indah menyetorkan Modal sebesar Rp 21.000.000,00 di tunai Rp Rp 18.000.000,00, dan Lia menyetorkan modal tunai sebesar Rp 12.000.000,00. Tahu buku Fa. NIL memperoleh laba setelah dipotong pajak sebesar Rp 30.000.000,00.3. Laba(rugi) dibagi berdasarkan perbandingan modal masing-masing sekutu.Jawaban:1. Laba(rugi) dibagi rata kepada setiap sekutu
Lia: 1/3 x Rp 30.000.000,00         = Rp 10.000.000,00
             Jumlah bagian sekutu                                             Rp 30.000.000,00
                       Sisa Laba                                                     Rp      0              
Jurnal pembagian laba:Ikhtisar laba rugi                Rp 30.000.000,00     Modal Nani                                                   Rp 10.000.000,00     Modal Indah                                                 Rp 10.000.000,00     Modal Lia                                                     Rp 10.000.000,002.    Laba(rugi) dibagi berdasarkan perbandingan 5:6:4
Laba setelah PPh                                                                 Rp 30.000.000,00Nani 5/15 x Rp 30.000.000,00      = Rp 10.000.000,00Indah 6/15 x Rp30.000.000,00     = Rp 12.000.000,00Lia 4/15 x Rp 30.000.000,00        = Rp   8.000.000,00         Rp 30.000.000,00
                       Sisa laba                                                      Rp      0              
jurnal pembagian laba:Ikhtisar laba rugi                Rp 30.000.000,00     Modal Nani                                                   Rp 10.000.000,00     Modal Indah                                                 Rp 12.000.000,00    Modal Lia                                                     Rp  8.000.000,00 3.    Laba (rugi) dibagi dengan memberikan bunga 15% atas modal sekutu:4.    Laba (rugi) dibagi dengan memberikan gaji kepada sekutu                            Sisa Laba                                                     Rp 13.750.000,00    Pembagian sisa laba berdasarkan modal:Indah 6/15 x Rp 13.750.000,00     = Rp 5.500.000,00Lia 4/15 x Rp13.750.000,00          = Rp 3.666.666,67                    Rp 13.750.000,00Sisa Laba                                                                            Rp      0               
Rekapitulasi pembagian labaNani       =Rp 2.250.000,00+ Rp3.000.000,00+Rp4.583.333,33=Rp  9.833.333,33Indah     =Rp 2.700.000,00+ Rp4.000.000,00+Rp5.500.000,00=Rp 12.200.000,00Lia         =Rp 1.800.000,00+ Rp2.500.000,00+Rp3.666.666,67=Rp   7.966.666,67
Jlmh       =Rp 6.750.000,00+ Rp9.500.000,00+Rp13.750.000,00=Rp30.000.000,00Ikhtisar Laba Rugi     Rp 30.000.000,00    Modal Nani                                         Rp 9.833.333,33    Modal Indah                                       Rp12.000.000,005.  PEMBUBARAN FIRMA
Firma dinyatakan bubar saat diakhirainya ketentuan yang telah disepakati bersama ketika memulai usaha. Berakhirnya kesepakatan tersebut dapat disebabkan karena masuknya atau keluarnya sekutu, kematian salahseorang sekutu, atau telah berakhirnya jangka waktu yang telah di tetapkan.Atas dasar uraian tersebut, sebab-sebab pembubaran firma dapat di bedakan menjadi lima kelompok berikut ini:a.    Masuknya seorang atau lebih sekutu baru.
b.    Pengunduran diri seorang sekutu.
c.    Kematian seorang anggota atau lebih.
d.    Berakhirnya jangka waktu perjanjian yang telah disepakati.
e.    Terjadi perubahan bentuk badan usaha.
A)    Masuknya seorang attau lebih sekutu baru                       Rp250.000.000,00
  Contoh2: dalam buku besar firma MULYA pada tanggal 25 Januari 2009, akun Modal Dina menunjukkan saldo sebesar Rp 20.000.000,00 dan akun Prive Dina debet Rp 5.000.000,00. Pada tanggal 25 Januari 2009 Dina menyatakan mengundurkan diri dari persekutuan. Semua yang menjadi hak dan kewajibannya diselesaikan melalui kas.
Jurnal untuk mencatat keluarnya Dina dari Firma MULYA, adalah: Dalam hal jumlah yang dibayarkan firma di atas jumlah yang menjadi hak sekutu yang keluar, kelebihannya bisa diperlakukan sebagai “bonus” dan dibebankan kepada modal sekutu yang lain. Bisa juga diperlakukan sebagai “goodwill”.
Contoh 1:Sekutu Firma ASTINA beranggotakan Asih dengan modal Rp 90.000.000,00, Tiko dengan modal Rp 60.000.000,00 dan Nanda dengan modal 70.000.000,00. Pada tanggal 4 Mei 2009, Nanda keluar dari persekutuan dibayar uang tunai sebesar Rp 80.000.000,00. Kelebihan dari jumlah yang menjadi hak sekutu Nanda diperlakukan sebagai bonus dan dibebankan kepada Asih dan Tiko berdasarkan perbandingan modal modal, yaitu 3 : 2.Jurnal yang dibuat Firma ASTINA untuk mencatat keluarnya Namda adalah: Contoh 2:Apabila Firma ASTINA memperlakukan kelebihan jumlah yang dibayarkan dari jumlah yang menjadi hak Nanda sebagai “goodwill”, jurnal yang dibuat untuk mencatat keluarnya Nanda adalah: Apabila hak Nanda dibeli oleh sekutu baru misalnya oleh Budi dengan harga Rp 75.000.000,00, pencatatan yang dilakukan firma adalah pemindahan saldo akun modal sekutu Nanda ke dalam akun modal sekutu Budi. Sementara pembayaran oleh Budi kepada Nanda merupakan transaksi pribadi antara Nanda dan Budi (tidak dicatat oleh firma). Jurnal yang dibuat firma adalah sebagai berikut:      







Sabtu, 13 April 2013

rekonsiliasi bank

TENTANG REKONSILIASI

  •  Yang menambah Perusahaan :
  1. Hasil Inkaso,
  2. jasa giro,
  3. Penerimaan dicatat terlalu kecil,
  4. Pengeluaran dicatat terlalu besar,
  5. Pinjaman bank.
  • Yang mengurangi Perusahaan :
  1. Cek kossong,
  2. Cek ditempat,
  3. Biaya bank,
  4. Penerimaan dicatat terlalu besar,
  5. Pengeluaran dicatat terlalu kecil,
  6. Cek hilang yang dicairkan.
  • Yang menambah pada Bank :
  1. Simpanan dalam proses,
  2. Simpanan dicatat terlalu kecil,
  3. pengeluaran dicatat terlalu besar.
  • Yang mengurangngi Bank :
  1. Cek dalam peredaran,
  2. Simpanan dicatat terlalu besar,
  3. pengeluaran dicatat terlalu kecil.
semoga informasi ini dapat membantu anda :-)
wassalam :-)

akuntansi jangka panjang


INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi di dalam akuntansi meliputi semua penanaman dana perusahaan atau penyertaan perusahaan pada perusahaan lain, yang tidak ada hubungan langsung dengan operasi utama perusahaan.
Investasi jangka panjang dapat dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi atau saham. Apabila diperbandingkan, kedua bentuk investasi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang pasti atas penerimaan bunga selama kurun waktu tertentu. Bila tingkat bunga di pasaran menurun, tingkat bunga obligasi tidak berubah karena tingkat bunganya sudah ditetapkan dalam perjanjian awal.
TUJUAN INVESTASI JANGKA PANJANG
a. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya. 
b. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi, kepentingan sosial.
c. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas perusahaan tersebut.
d. Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang dihasilkan.
e. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.
f. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

*       Investasi Dalam Saham
                        Pada umumnya investasi dalam saham mempunyai tujuan ganda, yaitu selain memperoleh tambahan pendapatan juga untuk melakukan kontrol atau menjalani hubungan kerjasama dengan perusahaan tempat investasi di lakukan.
kriteria pemilihan saham, hubungan dengan perusahaan yang dimiliki??? Dan metode pencatatan saham dapat dilihat sebagai berikut:

No.
Persentase pemilikan
Hubungan dengan investee (perusahaan anak)
Metode pencatatan
1
Kurang dari 20%
Tidak dapat melakukan kontrol
Cost method (harga perolehan)
2
20%-50%
Dapat melakukan sebagian kontrol
Equity method (metode pemilikan)
3
Lebih dari 50%
Dapat melakukan kontrol secara penuh
Equity method dan dibuat laporan keuangan konsolidasi (gabungan) antara perusahaan induk dan perusahaan anak
Pada dasarnya ada 2 keuntungan yang diperoleh pemodal dengan memiliki saham, yaitu:
Dividen
Yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan, deviden diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Deviden yang dibagikan perusahaan dapat berupa devien tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan deviden berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa deviden stock yang artinya setiap pemegang saham diberikan deviden sejumlah saham sehingga sejumlah saham yang dimiliki investor bertambah dengan adanya pembagian di=eviden stock tersebut.
Capital Gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual, dimana harga jual lebih tinggi dari harga beli, capital gain terbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan di pasar sekunder. Misalnya seorang pemodal membeli saham BUMI dengan harga per lembar Rp.5000 kemudian menjualnya dengan harga Rp.5500 per lembarnya, yang berarti pemodal tersebut telah mendapatkan capital gain sebesar Rp.500 untuk setiap saham yang dijualnya. Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek untuk mengejar keuntungan melalui capital gain.
Disamping 2 keuntungan tersebut, maka pemegang saham juga di mungkinkan untuk mendapatkan:
Saham Bonus
Saham bonus (jika ada) yaitu saham yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham yang diambil dari agio saham, agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran umum dipasar perdana, misalnya setiap saham dengan nilai nominal Rp.500 dijual dengan harga Rp.800 maka setiap saham akan memberikan agio kepada perusahaan sebesar Rp.300 setiap sahamnya.

Sedangkan kerugian yang bisa terjadi dalam investasi di saham, yaitu:
Tidak mendapat deviden
Perusahaan akan membagikan deviden jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan deviden jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Dengan demikian potensi keuntungan pemodal untukmendapatkan deviden ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

Capital Loss
Dalam aktifitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor menjual sahamnya lebih rendah harganya dari harga belinya, dengan demikian investor mengalami capital loss. Misalnya seorang investor membeli saham BUMI pada harga Rp.5000 per lembarnya, namun beberapa waktu kemudian dijual dengan harga Rp.4500 per lembarnya, berarti investor tersebut mengalami kerugian sebesar Rp.500 per lembarnya, kerugian tersebut yang disebut capital loss.
Dalam jual beli saham, terkadang seorang investor untuk menghindari potensi kerugian yang makin besar seiring dengan terus menurunnya harga saham, maka investor tersebut rela menjual sahamnya dengan harga lebih rendah dari harga belinya, istilah ini dikenal dengan Cut Loss.
Perusahaan bangkrut dan dilikuidasi
Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara langsung kepada pemegang saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan mendapat posisi lebih rendah dibandingkan kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa baru akan dibagikan kepada pemegang saham.

Saham di delist dari bursa (delisting)
Resiko lain yang di hadapi oleh para investor adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan bursa efek (delist). Suatu saham perusahaan di delist di bursa umumnya karena kinerja perusahaan yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan deviden secara berturut-turut selama beberapa tahun dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa. Adapula perusahaan yang di delist keluar dari bursa dengan tujuan Go Private, perusahan yang melakukan Go Privatetidak merugikan investor karena perusahaan penerbit saham tersebut melakukan Buy Back terhadap saham yg diterbitkan.
Saham di Suspend
Jika suatu saham di suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas burs`a efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat menjual sahamnya hingga saham yang di suspend tersebut dicabut dari status suspend. Suspend biasanya berlangsung dalam waktu singkat misalnya dalam 1 sesi perdagangan, 1 hari perdagangan namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal yang menyebabkan saham di suspend yaitu suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lainnya yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan sementara perdagangan saham tersebut untuk kemudian diminta konfirmasi lainnya. Sedemikian hingga informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi, jika setelah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka status suspend atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan lagi seperti semula.


Klasifikasi Saham
Saham (Stock) merupakan salah satu jenis surat berharga (efek) yang diperdagangkan di bursa efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti ia ikut menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.

Pada umumnya terdapat dua tipe dasar saham yang dikeluarkan perusahaan, saham biasa dan saham istimewa. Kesamaan dari kedua jenis saham tersebut adalah sama-sama merupakan saham kepemilikan yang diterbitkan oleh perusahaan dan diperdagangkan oleh para investor. Disamping itu para pemegang saham biasa maupun saham istimewa tidak bertanggung jawab atas hutang-hutang perusahaan.
Perbedaan yang mendasar antara saham biasa dan saham istimewa adalah sebagai berikut:
Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kecuali anak perusahaan yang pengendaliannya bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya kepada Perusahaan.
Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan induk perusahaan dan anak perusahaan digabungkan satu per satu (line by line basis) dengan menjumlahkan unsur-unsur yang sejenis dari aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Agar laporan keuangan konsolidasi dapat menyajikan informasi keuangan dari kelompok perusahaan tersebut sebagai satu kesatuan ekonomi, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut:
a.       Saldo nilai tercatat (carrying amount) penyertaan induk perusahaan pada masing-masing anak perusahaan dieliminasi dengan ekuitas anak perusahaan yang menjadi bagian induk perusahaan.
b.      Saldo dan transaksi antar perusahaan dalam kelompok perusahaan yang dikonsolidasikan, termasuk penjualan, beban dan dividen harus dieliminasi seluruhnya untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
c.       Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi, yang berasal dari transaksi antar perusahaan yang dikonsolidasikan, harus dieliminasi.
Impairment
Mendefinisikan penyusutan sebagai penurunan potensi jasa aset jangka panjang akibat kerusakan konsumsi melalui pemakaian, atau kehilangan nilai ekonomis karena keusangan dan perubahan permintaan. Dalam definisi ini, nilai awal dianggap sebagai tumpukan jasa yang dapat dimanfaatkan selama usia aset. Manakala sebagian dari jasa ini jatuh tempo melalui pemakaian atau sebab lain, jumlah potensi jasa menurun, dan porsi biaya aset harus ditransfer sebagai beban, atau aset lain, atau perkiraan kerugian. Definisi ini lebih statis daripada definisi FASB karena ia mengakui bahwa kehilangan potensi jasa mungkin tidak beraturan dan mungkin bergantung pada banyak faktor yang tak dapat diramalkan saat aset diperoleh.
Untuk aset yang akan dipergunakan sendiri, SFAS 144 mengatur bahwa pengakuan akan adanya impairment dilakukan saat terdapat bukti bahwa nilai berjalan suatu aset atau suatu kelompok aset tidak dapat lagi ditutupi. Satu atau beberapa indikator berikut ini merupakan petunjuk ketidakmampuan menutupi nilai berjalan tersebut.
a.       penurunan nilai pasar yang signifikan, perubahan fisik atau penggunaan aset
b.      perubahan yang berlawanan dengan maksud semula penggunaan aset akibat perubahan hukum dan iklim usaha
c.       pengeluaran biaya yang berlebihan
Untuk melaksanakan impairment, dua tahapan harus dilalui terlebih dahulu.
(1)   pengujian pengembalian nilai aset : jika nilai berjalan aset melebihi nilai arus kas dari penggunaan dan pelepasannya yang didiskontokan maka impairmentdapat dilakukan.
(2)   pengukuran kerugian: jika nilai berjalan melebihi nilai wajar aset maka impairment harus dilakukan. Jika nilai wajar tidak dapat ditetapkan, yang diperhgunakan adalah nilai arus kas dari penggunaan dan pelepasannya yang didiskontokan.
Jika penyusutan terutama diartikan sebagai alokasi, berapapun nilai aset yang diakui untuk disusutkan, maka nilai penyusutannya dicatat sebagai berikut:
Debit: Beban Penyusutan                               Rp XXX
            Kredit: Akumulasi Penyusutan                                   Rp XXX
Akan tetapi jika penyusutan diakui sebagai impairment, untuk menunjukkan penurunan nilai yang tidak normal, penyusutan dibukukan sebagai:
Debit: Kerugian Impairment                           Rp XXX
            Kredit: Akumulasi Penyusutan                                   Rp XXX
Perkiraan Beban Penyusutan/Kerugian Impairment akan menjadi suatu pos beban non keuangan yang dimasukkan sebagai pengurang pendapatan operasional sedangkan perkiraan Akumulasi Penyusutan akan menjadi perkiraan lawan yang disajikan di Neraca sebagai pengurang nilai perkiraan Aset Tetap.
Permasalahan impairment adalah masalah lama yang diakui telah merupakan satu dari ketidaksempurnaan akuntansi keuangan. Impairment diakui menjadi penting jika mengingat bahwa perubahan ekonomi dewasa ini sangat cepat yang membuat berbagai aset begitu cepat kehilangan kemampuannya untuk menutupi nilai perolehannya. Jatuhnya harga komoditas perkebunan, kemajuan teknologi informatika yang membuat usang pabrik, peralatan dan paten serta lisensi, serta perubahan cepat selera konsumen atau penurunan nilai mata uang yang drastis membuat impairment atas aset sangat dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan. Akan tetapi, impairment telah dipraktikkan dengan tidak konsisten, dan justru aturan mengenai konsistensi ini telah dihindari oleh penyusun standar. Oleh karena itu, sampai sekarang impairment menghadapi permasalahan.
Metode Akuntansi Untuk Saham
METODE AKUNTANSI
TINGKAT PENGARUH DAN STATUS PEMILIKAN
Metode Harga
Perolehan


Metode Equity
Investor tidak memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap perusahaan.
Biasanya pemilikan saham kurang dari 20% atau lebih dari seluruh saham perusahaan.

Investor memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan.
Biasanya pemilikan saham berjumlah 20% atau lebih
dari seluruh saham perusahaan.
1.        Metode Harga Perolehan
Metode harga perolehan untuk akuntansi investasi jangka panjang dalam saham digunakan apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam perusahaan penerbit saham. Dalam metode harga perolehan ini, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehannya, dan dividen diakui sebagai pendapatan pada saat diumumkan oleh dewan komisaris perusahaan penerbit saham. Setelah pembelian dicatat, maka investasi jangka panjang dalam saham yang dicatat dengan metode harga perolehan, harus menilai investasinya dengn metode harga terendah diantara harga perolehan dan harga pasar. Dengan demikian, pada setiap akhir periode harus ditentukan harga pasar keseluruhan saham yang dimiliki untuk dibandingkan dengan keseluruhan harga perolehannya. Apabila keseluruhan harga pasar lebih rendah daripada keseluruhan harga perolehannya, maka selisihnya didebetkan ke rekening yang disebut Rugi Investasi Jangka Panjang Belum Direalisasi dan dikredit ke rekening Cadangan Penurunan Nilai Investasi Jangka Panjang.
Contoh :
Pada tanggal 5 Maret 2001, PT Merapi membeli 5.000 lembar saham PT Muria dengan harga Rp 14,00 per lembar sebagai investasi jangka panjang. Biaya komisi perantara dalam transaksi tersebut adalah Rp 400,00. saham PT Muria sebanyak 5.000 lembar yang dibeli oleh PT merapi tersebut, mencerminkan 2% dari keseluruhan saham PT Muria yang beredar.
Jawab :
Pembelian Saham
5/3 Investasi dalam saham                              70.400,00
                                    Kas                                                                  70.400,00

(untuk mencatat pembelian 5.000 lembar saham PT Muria @ Rp 14,00 ditambah komisi perantara Rp 400,00)
Penerimaan Dividen
Pada tanggal 18 November 2001, Dewan Komisaris PT Muria mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 1,20 per saham kepada para pemegang saham yang terdaftar pada tanggal 1 Desember. Dividen tersebut akan dibayar pada tanggal 1 Januari 2002. Dalam metode harga perolehan, pengumunan pembagian dividen oleh perusahaan penerbit saham akan diakui sebagai pendapatan oleh investor. Jurnal untuk mencatat pengumuman pembagian dividen adalah sebagai berikut:

Piutang Dividen                                                          6.000,00
                        Pendapatan Dividen                                                   6.000,00
(Untuk mencatat pengumuman pembagian dividen atas saham PT Muria)
Penilaian dengan Metode Terendah di antara Harga Perolehan dan Harga Pasar
Apabila perusahaan menggunakan metode harga perolehan dalam akuntansi untuk investasi jangka panjang, maka pada akhir tahun perusahaan harus menerapkan metode terendah antara harga perolehan dan harga pasar dengan cara yang sama seperti halnya untuk investasi sementara. Total harga perolehan harus dibandingkan dengan total harga pasar seluruh saham yang dimiliki perusahaan. Apabila total harga pasar lebih rendah daripada total harga perolehan, maka investasi harus dilaporkan dalam neraca dengan harga yang lebih rendah (harga pasar). Dalam contoh diatas, PT Merapi hanya memiliki satu jenis saham yaitu saham PT Muria sebanyak 5.000 lembar dengan harga perolehan Rp 70.400,00. Seandainya pada tanggal 31 Desember 2001 harga pasar saham PT Muria adalah Rp 13,50 per lembar, maka total harga pasarya adalah Rp 67.500,00 (5.000 lembar x Rp 13,50) atau Rp 2.900,00 lebih rendah daripada harga perolehan. Jurnal penyesuaian untuk mencatat penurunan dalam harga pasar saham adalah sebagai berikut:
Rugi Investasi Jangka Panjang Belum Direalisasikan                         2.900,00
            Cadangan Penurunan Nilai Investasi Jangkapanjang                    2.900,00
(Untuk mencatat pengurangan investasi jangka panjang menjadi sebesar harga pasarnya)
Penjualan Saham

Misalkan pada tanggal 1 Februari 2002, PT Merapi menjual 2.500 lembar saham PT Muria yang dimilikinya dengan harga seluruhnya Rp 34.000,00 (setelah dikurangi komisi dan biaya lainnya). Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai
berikut :
1/2       Kas                                                                              Rp 34.000,00
            Rugi Penjualan Investasi                                                     1.200,00
                   Investasi dalamSaham.                                                      35.200,00
(Untuk mencatat penjualan 2.500 lembar saham PT Muria)
Rekening Investasi dalam Saham dikredit sebesar Rp 35.200,00 karena yang dijual hanya 2.500 lembar dari 5.000 lembar saham PT Muria yang dimilikinya. Dengan demikian harga perolehan 2.500 lembar saham yang dijual adalah Rp 70.400,00 x 2500/5000 = Rp 35.200,00.
2.    Metode Equity
Metode equity dalam akuntansi investasi jangka panjang harus digunakan apabila investor mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan penerbit saham. Seperti telah dikemukakan di atas, investor disebut mempunyai pengaruh cukup besar apabila memiliki saham 20% atau lebih dari keseluruhan saham yang diterbitkan oleh perusahaan penerbit saham. Dalam metode equity, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehannya, seperti halnya dalam metode harga perolehan
Contoh :
misalkan pada tanggal I Januari tahun ini, PT Merapi membeli 30.000 lembar saham PT Sindoro dengan harga Rp 453.000,00, termasuk biaya komisi perantara. Jumlah saham PT Sindoro yang beredar adalah 100.000 lembar. Dengan pembelian saham ini, maka PT Merapi memiliki 30% saham PT Sindoro, yang berarti bahwa PT Merapi dipandang mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kebijakan operasi dan keuangan PT Sindoro. Pada tanggal 30 Desember tahun ini, PT Sindoro melaporkan laba bersih tahun ini sebesar Rp 210.000,00 dan membayar dividen tunai sebesar Rp 100.000,00 (tiap lembar saham mendapat pembagian laba sebesar Rp 1,00). Jurnal–jurnal yang harus dibuat oleh PT Merapi adalah sebagai berikut :
Jurnal untuk mencatat pembelian 30% saham PT Sindoro adalah:
1/1 Investasi dalam saham                                          453.000,00
                        Kas                                                                              453.000,00
(Untuk mencatat pembelian 30.000 lembar saham biasa PT Sindoro)
Pengakuan Laba
Dalam metode equity, PT Merapi selaku investor, mengakui laba bersih yang diperoleh PT Sindoro sebagai pendapatan dari investasi dalam saham PT Sindoro dan dengan demikian menambah investasinya. Bagian laba bersih PT Sindoro yang dipandang sebagai haknya oleh PT Merapi adalah sebesar persentase pemilikan sahamnya yaitu 30%. Dengan demikian bagian laba bersih yang dipandang sebagai hak PT Merapi adalah 30% x Rp 210.000,00 = Rp 63.000,00. jurnal yang dibuat oleh PT Merapi untuk mencatat laba bersih PT Sindoro adalah sebagai berikut:
31/12 Investasi dalam Saham.                                                453.000,00
                                    Pendapatan Investasi                                     453.000,00
(Untuk mencatat 30% dari laba bersih PT Sindoro sebagai pendapatan)

Penerimaan Dividen
Dalam metode equity, dividen tunai (atau dividen dalam bentuk kekayaan lain) yang diterima, dicatat sebagai pengurangan atas rekening investasinya. Dalam contoh diatas, PT Merapi menerima pembagian dividen tunai sebesar Rp 30.000,00 (30.000 lembar x Rp 1,00). Jurnal untuk mencatat penerimaan pembagian dividen tersebut adalah sebagai berikut:
31/12. Kas                                                       63.000,00
                        Investasi dalam Saham                                   63.000,00
(Untuk mencatat penerimaan dividen)
Penjualan Investasi Saham (Metode Equity)
misalkan pada tanggal 5 Januari, PT Merapi menjual 3.000 lembar saham PT Sindoro dengan harga Rp 50.000,00 (setelah dikurangi biaya komisi perantara dan biaya lainnya). Sebelum membuat jurnal untuk mencatat transaksi di atas, terlebih dahulu perlu ditentukan nilai buku 30.000 lembar saham PT Sindoro pada tanggal penjualan adalah Rp 486.000,00. berhubung saham PT Sindoro yang dijual hanya 3.000 lembar maka nilai buku saham yang dijual tersebut adalah:
3.000/30.000 x Rp 486.000,00 = Rp 48.600,00. jurnal untuk mencatat
transaksi penjualan tersebut adalah :
5/1 Kas                                                                        50.000,00
                        Investasi dalam Saham                                               48.600,00
                        Laba Penjualan Investasi.                                              1.400,00
(Untuk mencatat penjualan saham PT Sindoro)
3.    Metode Konsolidasi
            Jika investasi dalam perusahaan lain jmlshnya 50% atau lebih, berarti investor dapat melakukan kontrol secara penuh terhadap investee. Dalam hal iini sistem pencatatan menggunakan metode equity. Selain itu, karena saham yang di beli sudah lebih dari 50%, kedua perusahaan/investor dan investee (induk&anak) dianggap satu kesatuan. Untuk laporan keuangan kedua perusahaan tersebut harus di gabung (di konsilidasikan).


*      Investasi dalam obligasi
A. Pengertian Obligasi
Obligasi (Bonds) merupakan salah satu jenis surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dan yang diberi pinjaman (emiten). Kontrak yang tertulis dalam obligasi berisi janji tertulis dari emiten / penerbit untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada investor, pada waktu tertentu di masa yang akan datang (umumnya antara 5 – 10 tahun) dan juga membayar imbalan bunga dengan jumlah tertentu pada setiap waktu tertentu.
            Pencatatan obligasi dalam saham hampir sama dengan investasi jangka pendek, yaitu di catat dengan harga perolehannya serta diperhitungkan dan dicatat pula adanya bunga yang berjalan, baik dalam jual-beli maupun pada akhir priode. Perbedaanya, dalam investasi jangka panjang pada akhir priode harus di perhitungkan amortisasi atas agio/disagio (selisih lebih atau selisih kurang antara harga perolehan dan nilai nominalnya). Apabila harga perolehan diatas harga nominal, selisih disebut agio(premium) apabila harga perolehan dibawah harga nominal, selisih di sebur disagio (discount).
Keunggulan Obligasi
Obligasi merupakan salah satu alternatif investasi jangka panjang di pasar modal diminati oleh para investor. Ada 4 (empat) ketentuan dasar yang menjadi daya tarik obligasi, yaitu:

1.    Obligasi menghasilkan bunga dalam jumlah tertentu secara reguler.
2.    Obligasi kurang beresiko, karena ada janji dari emiten untuk membayar kembali pinjaman obligasi seutuhnya.
3.    Obligasi memiliki jatuh tempo yang telah ditentukan, ketika obligasi habis masanya maka pinjaman obligasi harus dibayar penuh sebesar nilai nominalnya.
4.    Tingkat bunga obligasi bersifat kompetetif, dalam artian tidak kalah jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga perbankan yang berlaku.




B. Contoh Soal
pada tanggal 1 juli 2009 PT.ABAL-ABAL membeli 100 lembar obligasi PT. BLA-BLA yang bernilai nominal Rp 100.000,00 per lembar dengan harga  Rp 9.225.000,00. Obligasi akan jatuh tempo pada tanggal 1 agustus 2013  bunga 15% setahun, dibayar dua kali setahun tuap 1 Maret dan 1 September. Selama tahun 2010 dan 2011 tidah ada pembelian dan penjualan obligasi lagi. Dan pada tanggal 1 juli 2012 PT.ABAL-ABAL menjual 50 lembar obligasi PT.BLA-BLA  dengan harga Rp 5.000.000,00.
Diminta:
buatlah jurnal yang di butuhkan.

Jawaban:


Tanggal
Keterangan
Debet
Credit
2009 juli  1
Investasi dalam obligsi PT.Abal-Abal
Rp 9.225.000,00


Pendapatan bunga
Rp    500.000,00


       Kas

Rp 9.725.000,00
Sep 1
Kas
Rp    750.000,00


       Pendapatan bunga

Rp    750.000,00
Des 31
Jurnal penyesuaian



Piutang bunga
Rp    500.000,00


     Pendapatan bunga

Rp     500.000,00

Investasi dalam obligasi
Rp      94.896,00


      Pendapatan bunga

Rp       94.896,00
2010 jan 1
Jurnal pembalik



Pendapatan bunga
Rp      500.000,00


      Piutang bunga

Rp     500.000,00
Mar 1
Kas
Rp      750.000,00


      Pendapatan bunga

Rp     750.000,00
Sept 1
Kas
Rp      750.000,00


      Pendapatan bunga

Rp     750.000,00
Des 31
Jurnal penyesuaian



Piutang bunga
Rp      500.000,00


      Pendapatan bunga

Rp      500.000,00

Investasi dalam obligasi
Rp      189.792,00


      Pendapatan bunga

Rp      189.792,00
2012 jul 1
Penjualan 50 lbr obligasi



Kas
Rp    5.397.188,00


Rugi penjualan investasi
Rp       102.812


    Pendapatan bunga

Rp      500.000,00

    Investasi dalam obligasi PT Abal-Abl

Rp    5.000.000,00