Selasa, 30 Juli 2013
Ekuitas
setelah di jurnal di buatkan Neraca contoh : jurnal masuknya Lia: contoh soal: pada tanggal 1 april Nini dan Nuni sepakat untuk mendirikan firma dengan nama Fa. NINU. Akta pendirian menyebutkan ketentuan berikut . Nini menyetorkan modal sebesar Rp 75.000.000,00 disetor tuunai sebesar Rp 50.000.000,00. Dan Nuni menyetorkan seluruh aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan lamanya. Berikut ini nerasa perusahaan Nuni
Sisa Laba Rp 23.250.000,00 Nani: Rp 3.000.000,00 Indah: Rp 4.000.000,00 Lia: Rp 2.500. 000,00 Rp 9.500.000,00-
25 Jan
|
Modal Dina
|
Rp 20.000.000,00
|
|
Prive Dina
|
Rp 5.000.000,00
|
||
Kas
|
Rp
15.000.000,00
|
4 Mei
|
Modal Nanda
|
Rp 70.000.000,00
|
|
Modal Asih
|
Rp 6.000.000,00
|
||
Modal Tiko
|
Rp 4.000.000,00
|
||
Kas
|
Rp
80.000.000,00
|
4 Mei
|
Modal Nanda
|
Rp 70.000.000,00
|
|
Goodwill
|
Rp 10.000.000,00
|
||
Kas
|
Rp
80.000.000,00
|
4 Mei
|
Modal Nanda
|
Rp 70.000.000,00
|
|
Modal Budi
|
Rp 70.000.000,00
|
Kas Rp12.000.000,00Piutang Rp35.000.000,00Persediaan Rp15.500.000,00Sewa di byr dmuka Rp 6.500.000,00Kendaraan Rp10.000.000,00Ak.peny.kendaraan (Rp3.000.000,00)Peralatan Rp 5.000.000,00Ak.peny.peralatan (Rp1.000.000,00)Jumlah RP80.000.000,00Utang Rp34.500.000,00 Modal Rp45.500.000,00Jumlah Rp80.000.000,00Sesuai persetujuan aktiva Nuni di nilai kembali dan nilai yang di setujui adalah persediaan barang di nilai Rp 14.500.000,00 kendaraan sebesar Rp8.000.000,00 dan peralatan sebesar Rp3.000.000,00, sedangkan lainnya tetap. Jawaban:Jurnal setoran Nini:Kas Rp50.000.000,00Modal belum di setor Rp25.000.000,00 Modal Nini Rp75.000.000,00Jurnal setoran Nuni:Kas Rp12.000.000,00Piutang Rp35.000.000,00Persediaan Rp14.500.000,00Sewa di byr dmuka Rp 6.500.000,00Kendaraan Rp 8.000.000,00Peralatan Rp 3.000.000,00 Hutang Rp34.500.000,00 Modal Nuni Rp44.500.000,00 Fa. NINUNeraca30 April
Aktiva Lancar: Kas Rp62.000.000,00Piutang Rp35.000.000,00Persediaan Rp14.500.000,00 Rp118.000.000,00Jumlah Aktiva Rp129.000.000,00 Kewajiban: Hutang Rp34.500.000, Ekuitas: Modal Nini Rp75.000.000,00 Modal blm di seto (Rp25.000.000,00) Jmlh fasifah Rp129.000.000,00
2. PEMBAGIAN RUGI/LABA
participation on partnership profit, dimana setiap sekutu berhak terhadap laba yang diperoleh persekutuan. Hak tersebut dibagi berdasarkan kesepakatan yang tercantum dalam akte pendirian. Laba(rugi) persekutuan dapat dibagi dengan cara-cara sebagai berikut: Laba yang dibagi kepada setiap sekutu akan mempengaruhi akun modal masing-masing sekutu. Pada saat laba dibagi, persekutuan akan mengkredit akun Prive masing-masing sekutu. Pengkreditan prive ini bersifat sementara sebelum penarikan uang kas oleh setiap sekutu. Pada saat panarikan kas oleh sekutu akun prive akan di debet kembali dengan mengkreditkan akun kas.Jika para sekutu sepakat tidak menarik laba yang diperoleh, tetapi menambahkan ke saldo modal masing masing, akun modal masing-masing akan langsung dicatat di sisi kredit.Contoh soal: Fa. NIL Terdiri dari tiga sekutu, yaitu Nani,Indah, dan Lia. Nani memasukkan modal sebesar Rp 15.000.000,00 di setor penuh, Indah menyetorkan Modal sebesar Rp 21.000.000,00 di tunai Rp Rp 18.000.000,00, dan Lia menyetorkan modal tunai sebesar Rp 12.000.000,00. Tahu buku Fa. NIL memperoleh laba setelah dipotong pajak sebesar Rp 30.000.000,00.3. Laba(rugi) dibagi berdasarkan perbandingan modal masing-masing sekutu.Jawaban:1. Laba(rugi) dibagi rata kepada setiap sekutu
Lia: 1/3 x Rp 30.000.000,00 = Rp 10.000.000,00
Jurnal pembagian laba:Ikhtisar laba rugi Rp 30.000.000,00 Modal Nani Rp 10.000.000,00 Modal Indah Rp 10.000.000,00 Modal Lia Rp 10.000.000,002. Laba(rugi) dibagi berdasarkan perbandingan 5:6:4
Jurnal untuk mencatat keluarnya Dina dari Firma MULYA, adalah: Dalam hal jumlah yang dibayarkan firma di atas jumlah yang menjadi hak sekutu yang keluar, kelebihannya bisa diperlakukan sebagai “bonus” dan dibebankan kepada modal sekutu yang lain. Bisa juga diperlakukan sebagai “goodwill”.
Contoh 1:Sekutu Firma ASTINA beranggotakan Asih dengan modal Rp 90.000.000,00, Tiko dengan modal Rp 60.000.000,00 dan Nanda dengan modal 70.000.000,00. Pada tanggal 4 Mei 2009, Nanda keluar dari persekutuan dibayar uang tunai sebesar Rp 80.000.000,00. Kelebihan dari jumlah yang menjadi hak sekutu Nanda diperlakukan sebagai bonus dan dibebankan kepada Asih dan Tiko berdasarkan perbandingan modal modal, yaitu 3 : 2.Jurnal yang dibuat Firma ASTINA untuk mencatat keluarnya Namda adalah: Contoh 2:Apabila Firma ASTINA memperlakukan kelebihan jumlah yang dibayarkan dari jumlah yang menjadi hak Nanda sebagai “goodwill”, jurnal yang dibuat untuk mencatat keluarnya Nanda adalah: Apabila hak Nanda dibeli oleh sekutu baru misalnya oleh Budi dengan harga Rp 75.000.000,00, pencatatan yang dilakukan firma adalah pemindahan saldo akun modal sekutu Nanda ke dalam akun modal sekutu Budi. Sementara pembayaran oleh Budi kepada Nanda merupakan transaksi pribadi antara Nanda dan Budi (tidak dicatat oleh firma). Jurnal yang dibuat firma adalah sebagai berikut:
Sabtu, 13 April 2013
rekonsiliasi bank
TENTANG REKONSILIASI
- Yang menambah Perusahaan :
- Hasil Inkaso,
- jasa giro,
- Penerimaan dicatat terlalu kecil,
- Pengeluaran dicatat terlalu besar,
- Pinjaman bank.
- Yang mengurangi Perusahaan :
- Cek kossong,
- Cek ditempat,
- Biaya bank,
- Penerimaan dicatat terlalu besar,
- Pengeluaran dicatat terlalu kecil,
- Cek hilang yang dicairkan.
- Yang menambah pada Bank :
- Simpanan dalam proses,
- Simpanan dicatat terlalu kecil,
- pengeluaran dicatat terlalu besar.
- Yang mengurangngi Bank :
- Cek dalam peredaran,
- Simpanan dicatat terlalu besar,
- pengeluaran dicatat terlalu kecil.
semoga informasi ini dapat membantu anda :-)
wassalam :-)
akuntansi jangka panjang
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi di dalam akuntansi meliputi semua
penanaman dana perusahaan atau penyertaan perusahaan pada perusahaan lain, yang
tidak ada hubungan langsung dengan operasi utama perusahaan.
Investasi
jangka panjang dapat dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi atau saham.
Apabila diperbandingkan, kedua bentuk investasi tersebut mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang
pasti atas penerimaan bunga selama kurun waktu tertentu. Bila tingkat bunga di
pasaran menurun, tingkat bunga obligasi tidak berubah karena tingkat bunganya
sudah ditetapkan dalam perjanjian awal.
TUJUAN INVESTASI JANGKA PANJANG
a. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain
seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya.
b. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi,
kepentingan sosial.
c. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan
sebagian ekuitas perusahaan tersebut.
d. Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk
yang dihasilkan.
e. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.
f. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.
Investasi Dalam Saham
Pada
umumnya investasi dalam saham mempunyai tujuan ganda, yaitu selain memperoleh
tambahan pendapatan juga untuk melakukan kontrol atau menjalani hubungan
kerjasama dengan perusahaan tempat investasi di lakukan.
kriteria pemilihan saham, hubungan dengan perusahaan yang dimiliki??? Dan
metode pencatatan saham dapat dilihat sebagai berikut:
No.
|
Persentase pemilikan
|
Hubungan dengan investee (perusahaan anak)
|
Metode pencatatan
|
1
|
Kurang dari 20%
|
Tidak dapat melakukan kontrol
|
Cost method (harga perolehan)
|
2
|
20%-50%
|
Dapat melakukan sebagian kontrol
|
Equity method (metode pemilikan)
|
3
|
Lebih dari 50%
|
Dapat melakukan kontrol secara penuh
|
Equity method dan dibuat laporan keuangan konsolidasi (gabungan)
antara perusahaan induk dan perusahaan anak
|
Pada dasarnya ada 2 keuntungan yang diperoleh
pemodal dengan memiliki saham, yaitu:
Dividen
Yaitu pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan,
deviden diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
Deviden yang dibagikan perusahaan dapat berupa devien tunai artinya kepada
setiap pemegang saham diberikan deviden berupa uang tunai dalam jumlah rupiah
tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa deviden stock yang artinya
setiap pemegang saham diberikan deviden sejumlah saham sehingga sejumlah saham
yang dimiliki investor bertambah dengan adanya pembagian di=eviden stock
tersebut.
Capital
Gain
Capital gain merupakan selisih antara
harga beli dan harga jual, dimana harga jual lebih tinggi dari harga
beli, capital gain terbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan di
pasar sekunder. Misalnya seorang pemodal membeli saham BUMI dengan harga per
lembar Rp.5000 kemudian menjualnya dengan harga Rp.5500 per lembarnya, yang
berarti pemodal tersebut telah mendapatkan capital gain sebesar
Rp.500 untuk setiap saham yang dijualnya. Umumnya pemodal dengan orientasi
jangka pendek untuk mengejar keuntungan melalui capital gain.
Disamping 2 keuntungan tersebut, maka
pemegang saham juga di mungkinkan untuk mendapatkan:
Saham Bonus
Saham bonus (jika ada) yaitu saham yang dibagikan
perusahaan kepada pemegang saham yang diambil dari agio saham, agio saham
adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham tersebut pada
saat perusahaan melakukan penawaran umum dipasar perdana, misalnya setiap saham
dengan nilai nominal Rp.500 dijual dengan harga Rp.800 maka setiap saham akan
memberikan agio kepada perusahaan sebesar Rp.300 setiap sahamnya.
Sedangkan kerugian yang bisa terjadi dalam
investasi di saham, yaitu:
Tidak
mendapat deviden
Perusahaan akan membagikan deviden jika operasi
perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat
membagikan deviden jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Dengan demikian
potensi keuntungan pemodal untukmendapatkan deviden ditentukan oleh kinerja
perusahaan tersebut.
Capital
Loss
Dalam aktifitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal
mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya
investor menjual sahamnya lebih rendah harganya dari harga belinya, dengan
demikian investor mengalami capital loss. Misalnya seorang investor
membeli saham BUMI pada harga Rp.5000 per lembarnya, namun beberapa waktu
kemudian dijual dengan harga Rp.4500 per lembarnya, berarti investor tersebut
mengalami kerugian sebesar Rp.500 per lembarnya, kerugian tersebut yang
disebut capital loss.
Dalam jual beli saham, terkadang seorang investor untuk
menghindari potensi kerugian yang makin besar seiring dengan terus menurunnya
harga saham, maka investor tersebut rela menjual sahamnya dengan harga lebih
rendah dari harga belinya, istilah ini dikenal dengan Cut Loss.
Perusahaan
bangkrut dan dilikuidasi
Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak
secara langsung kepada pemegang saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan
peraturan pencatatan saham di bursa efek. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi,
maka pemegang saham akan mendapat posisi lebih rendah dibandingkan kreditor
atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa baru akan dibagikan kepada
pemegang saham.
Saham
di delist dari bursa (delisting)
Resiko lain yang di hadapi oleh para investor adalah jika
saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan bursa efek (delist). Suatu
saham perusahaan di delist di bursa umumnya karena kinerja perusahaan
yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan,
mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan deviden secara
berturut-turut selama beberapa tahun dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan
peraturan pencatatan di bursa. Adapula perusahaan yang
di delist keluar dari bursa dengan tujuan Go Private, perusahan
yang melakukan Go Privatetidak merugikan investor karena perusahaan
penerbit saham tersebut melakukan Buy Back terhadap saham yg
diterbitkan.
Saham
di Suspend
Jika suatu saham di suspend atau diberhentikan
perdagangannya oleh otoritas burs`a efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat
menjual sahamnya hingga saham yang di suspend tersebut dicabut dari
status suspend. Suspend biasanya berlangsung dalam waktu singkat misalnya dalam
1 sesi perdagangan, 1 hari perdagangan namun dapat pula berlangsung dalam kurun
waktu beberapa hari perdagangan. Hal yang menyebabkan saham di suspend yaitu
suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan
dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lainnya yang mengharuskan
otoritas bursa menghentikan sementara perdagangan saham tersebut untuk kemudian
diminta konfirmasi lainnya. Sedemikian hingga informasi yang belum jelas
tersebut tidak menjadi ajang spekulasi, jika setelah didapatkan suatu informasi
yang jelas, maka status suspend atas saham tersebut dapat dicabut
oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan lagi seperti semula.
Klasifikasi
Saham
Saham (Stock) merupakan salah satu jenis surat berharga
(efek) yang diperdagangkan di bursa efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan
modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti ia ikut menyertakan modal
atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
Pada umumnya terdapat dua tipe dasar saham
yang dikeluarkan perusahaan, saham biasa dan saham istimewa. Kesamaan dari
kedua jenis saham tersebut adalah sama-sama merupakan saham kepemilikan yang
diterbitkan oleh perusahaan dan diperdagangkan oleh para investor. Disamping
itu para pemegang saham biasa maupun saham istimewa tidak bertanggung jawab atas hutang-hutang
perusahaan.
Perbedaan yang mendasar antara saham biasa
dan saham istimewa adalah sebagai berikut:
Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan
keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik
langsung maupun tidak langsung, kecuali anak perusahaan yang pengendaliannya
bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi
kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya kepada Perusahaan.
Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi,
laporan keuangan induk perusahaan dan anak perusahaan digabungkan satu per satu
(line by line basis) dengan menjumlahkan unsur-unsur yang sejenis dari aktiva,
kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Agar laporan keuangan konsolidasi
dapat menyajikan informasi keuangan dari kelompok perusahaan tersebut sebagai
satu kesatuan ekonomi, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut:
a. Saldo
nilai tercatat (carrying amount) penyertaan induk perusahaan pada masing-masing
anak perusahaan dieliminasi dengan ekuitas anak perusahaan yang menjadi bagian
induk perusahaan.
b. Saldo
dan transaksi antar perusahaan dalam kelompok perusahaan yang dikonsolidasikan,
termasuk penjualan, beban dan dividen harus dieliminasi seluruhnya untuk
mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan dan anak perusahaan
sebagai satu kesatuan usaha.
c. Keuntungan
dan kerugian yang belum direalisasi, yang berasal dari transaksi antar
perusahaan yang dikonsolidasikan, harus dieliminasi.
Impairment
Mendefinisikan penyusutan sebagai penurunan
potensi jasa aset jangka panjang akibat kerusakan konsumsi melalui pemakaian,
atau kehilangan nilai ekonomis karena keusangan dan perubahan permintaan. Dalam
definisi ini, nilai awal dianggap sebagai tumpukan jasa yang dapat dimanfaatkan
selama usia aset. Manakala sebagian dari jasa ini jatuh tempo melalui pemakaian
atau sebab lain, jumlah potensi jasa menurun, dan porsi biaya aset harus ditransfer
sebagai beban, atau aset lain, atau perkiraan kerugian. Definisi ini lebih
statis daripada definisi FASB karena ia mengakui bahwa kehilangan potensi jasa
mungkin tidak beraturan dan mungkin bergantung pada banyak faktor yang tak
dapat diramalkan saat aset diperoleh.
Untuk aset yang akan dipergunakan sendiri,
SFAS 144 mengatur bahwa pengakuan akan adanya impairment dilakukan saat
terdapat bukti bahwa nilai berjalan suatu aset atau suatu kelompok aset tidak
dapat lagi ditutupi. Satu atau beberapa indikator berikut ini merupakan
petunjuk ketidakmampuan menutupi nilai berjalan tersebut.
a. penurunan
nilai pasar yang signifikan, perubahan fisik atau penggunaan aset
b. perubahan
yang berlawanan dengan maksud semula penggunaan aset akibat perubahan hukum dan
iklim usaha
c. pengeluaran
biaya yang berlebihan
Untuk melaksanakan impairment, dua tahapan
harus dilalui terlebih dahulu.
(1) pengujian pengembalian
nilai aset : jika nilai berjalan aset melebihi nilai arus kas dari penggunaan
dan pelepasannya yang didiskontokan maka impairmentdapat dilakukan.
(2) pengukuran kerugian:
jika nilai berjalan melebihi nilai wajar aset maka impairment harus dilakukan.
Jika nilai wajar tidak dapat ditetapkan, yang diperhgunakan adalah nilai arus
kas dari penggunaan dan pelepasannya yang didiskontokan.
Jika penyusutan terutama diartikan sebagai
alokasi, berapapun nilai aset yang diakui untuk disusutkan, maka nilai
penyusutannya dicatat sebagai berikut:
Debit: Beban Penyusutan
Rp XXX
Kredit: Akumulasi Penyusutan
Rp XXX
Akan tetapi jika penyusutan diakui sebagai
impairment, untuk menunjukkan penurunan nilai yang tidak normal, penyusutan
dibukukan sebagai:
Debit: Kerugian Impairment
Rp XXX
Kredit: Akumulasi Penyusutan
Rp XXX
Perkiraan Beban
Penyusutan/Kerugian Impairment akan menjadi suatu pos beban non
keuangan yang dimasukkan sebagai pengurang pendapatan operasional sedangkan
perkiraan Akumulasi Penyusutan akan menjadi perkiraan lawan yang disajikan di
Neraca sebagai pengurang nilai perkiraan Aset Tetap.
Permasalahan impairment adalah masalah lama
yang diakui telah merupakan satu dari ketidaksempurnaan akuntansi keuangan.
Impairment diakui menjadi penting jika mengingat bahwa perubahan ekonomi dewasa
ini sangat cepat yang membuat berbagai aset begitu cepat kehilangan
kemampuannya untuk menutupi nilai perolehannya. Jatuhnya harga komoditas
perkebunan, kemajuan teknologi informatika yang membuat usang pabrik, peralatan
dan paten serta lisensi, serta perubahan cepat selera konsumen atau penurunan
nilai mata uang yang drastis membuat impairment atas aset sangat dibutuhkan
oleh pengguna laporan keuangan. Akan tetapi, impairment telah dipraktikkan
dengan tidak konsisten, dan justru aturan mengenai konsistensi ini telah
dihindari oleh penyusun standar. Oleh karena itu, sampai sekarang impairment
menghadapi permasalahan.
Metode Akuntansi Untuk Saham
METODE AKUNTANSI
|
TINGKAT PENGARUH DAN STATUS PEMILIKAN
|
Metode Harga
Perolehan
Metode Equity
|
Investor tidak memiliki pengaruh yang cukup
besar
terhadap perusahaan.
Biasanya pemilikan saham kurang dari 20%
atau lebih dari seluruh saham perusahaan.
Investor memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap perusahaan.
Biasanya pemilikan saham berjumlah 20% atau
lebih
dari seluruh saham perusahaan.
|
1. Metode
Harga Perolehan
Metode harga perolehan untuk akuntansi
investasi jangka panjang dalam saham digunakan apabila investor tidak mempunyai
pengaruh yang besar dalam perusahaan penerbit saham. Dalam metode harga
perolehan ini, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat
sebesar harga perolehannya, dan dividen diakui sebagai pendapatan pada saat diumumkan oleh dewan komisaris
perusahaan penerbit saham. Setelah pembelian dicatat, maka investasi jangka
panjang dalam saham yang dicatat dengan metode harga perolehan, harus menilai
investasinya dengn metode harga terendah diantara harga perolehan dan harga
pasar. Dengan
demikian, pada setiap akhir periode harus ditentukan harga pasar keseluruhan
saham yang dimiliki untuk dibandingkan dengan keseluruhan harga perolehannya.
Apabila keseluruhan harga pasar lebih rendah daripada keseluruhan harga
perolehannya, maka selisihnya didebetkan ke rekening yang disebut Rugi
Investasi Jangka Panjang Belum Direalisasi dan dikredit ke rekening Cadangan
Penurunan Nilai Investasi Jangka Panjang.
Contoh :
Pada tanggal 5 Maret 2001, PT Merapi membeli 5.000 lembar
saham PT Muria dengan harga Rp 14,00 per lembar sebagai investasi jangka
panjang. Biaya komisi perantara dalam transaksi tersebut adalah Rp 400,00.
saham PT Muria sebanyak 5.000 lembar yang dibeli oleh PT merapi tersebut,
mencerminkan 2% dari keseluruhan saham PT Muria yang beredar.
Jawab :
Pembelian
Saham
5/3 Investasi dalam
saham
70.400,00
Kas
70.400,00
(untuk mencatat pembelian 5.000 lembar saham
PT Muria @ Rp 14,00 ditambah komisi perantara Rp 400,00)
Penerimaan
Dividen
Pada tanggal 18 November 2001, Dewan Komisaris PT Muria
mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 1,20 per saham kepada para pemegang
saham yang terdaftar pada tanggal 1 Desember. Dividen tersebut akan dibayar
pada tanggal 1 Januari 2002. Dalam metode harga perolehan, pengumunan pembagian
dividen oleh perusahaan penerbit saham akan diakui sebagai pendapatan oleh
investor. Jurnal untuk mencatat pengumuman pembagian dividen adalah sebagai
berikut:
Piutang
Dividen
6.000,00
Pendapatan
Dividen
6.000,00
(Untuk mencatat pengumuman pembagian dividen
atas saham PT Muria)
Penilaian dengan Metode Terendah di antara Harga
Perolehan dan Harga Pasar
Apabila perusahaan menggunakan metode harga perolehan
dalam akuntansi untuk investasi jangka panjang, maka pada akhir tahun
perusahaan harus menerapkan metode terendah antara harga perolehan dan harga
pasar dengan cara yang sama seperti halnya untuk investasi sementara. Total
harga perolehan harus dibandingkan dengan total harga pasar seluruh saham yang
dimiliki perusahaan. Apabila total harga pasar lebih rendah daripada total harga
perolehan, maka investasi harus dilaporkan dalam neraca dengan harga yang lebih
rendah (harga pasar). Dalam contoh diatas, PT Merapi hanya memiliki satu jenis
saham yaitu saham PT Muria sebanyak 5.000 lembar dengan harga perolehan Rp
70.400,00. Seandainya pada tanggal 31 Desember 2001 harga pasar saham PT Muria
adalah Rp 13,50 per lembar, maka total harga pasarya adalah Rp 67.500,00 (5.000
lembar x Rp 13,50) atau Rp 2.900,00 lebih rendah daripada harga perolehan.
Jurnal penyesuaian untuk mencatat penurunan dalam harga pasar saham adalah
sebagai berikut:
Rugi Investasi Jangka Panjang Belum
Direalisasikan
2.900,00
Cadangan
Penurunan Nilai Investasi
Jangkapanjang 2.900,00
(Untuk mencatat pengurangan investasi jangka panjang
menjadi sebesar harga pasarnya)
Penjualan
Saham
Misalkan pada tanggal 1 Februari 2002, PT
Merapi menjual 2.500 lembar saham PT Muria yang dimilikinya dengan harga
seluruhnya Rp 34.000,00 (setelah dikurangi komisi dan biaya lainnya). Jurnal
untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai
berikut :
1/2 Kas
Rp 34.000,00
Rugi Penjualan Investasi
1.200,00
Investasi
dalamSaham.
35.200,00
(Untuk mencatat penjualan 2.500 lembar saham
PT Muria)
Rekening Investasi dalam Saham dikredit
sebesar Rp 35.200,00 karena yang dijual hanya 2.500 lembar dari 5.000 lembar
saham PT Muria yang dimilikinya. Dengan demikian harga perolehan 2.500 lembar
saham yang dijual adalah Rp 70.400,00 x 2500/5000 = Rp 35.200,00.
2. Metode Equity
Metode equity dalam akuntansi investasi
jangka panjang harus digunakan apabila investor mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap perusahaan penerbit saham. Seperti telah dikemukakan di atas,
investor disebut mempunyai pengaruh cukup besar apabila memiliki saham 20% atau
lebih dari keseluruhan saham yang diterbitkan oleh perusahaan penerbit saham.
Dalam metode equity, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat
sebesar harga perolehannya, seperti halnya dalam metode harga perolehan
Contoh :
misalkan pada tanggal I Januari tahun ini, PT
Merapi membeli 30.000 lembar saham PT Sindoro dengan harga Rp 453.000,00,
termasuk biaya komisi perantara. Jumlah saham PT Sindoro yang beredar adalah
100.000 lembar. Dengan pembelian saham ini, maka PT Merapi memiliki 30% saham
PT Sindoro, yang berarti bahwa PT Merapi dipandang mempunyai pengaruh yang
cukup besar terhadap kebijakan operasi dan keuangan PT Sindoro. Pada tanggal 30
Desember tahun ini, PT Sindoro melaporkan laba bersih tahun ini sebesar Rp
210.000,00 dan membayar dividen tunai sebesar Rp 100.000,00 (tiap lembar saham
mendapat pembagian laba sebesar Rp 1,00). Jurnal–jurnal yang harus dibuat oleh
PT Merapi adalah sebagai berikut :
Jurnal untuk mencatat pembelian 30% saham PT
Sindoro adalah:
1/1 Investasi dalam
saham
453.000,00
Kas
453.000,00
(Untuk mencatat pembelian 30.000 lembar saham
biasa PT Sindoro)
Pengakuan Laba
Dalam metode equity, PT Merapi selaku
investor, mengakui laba bersih yang diperoleh PT Sindoro sebagai pendapatan
dari investasi dalam saham PT Sindoro dan dengan demikian menambah
investasinya. Bagian laba bersih PT Sindoro yang dipandang sebagai haknya oleh
PT Merapi adalah sebesar persentase pemilikan sahamnya yaitu 30%. Dengan
demikian bagian laba bersih yang dipandang sebagai hak PT Merapi adalah 30% x
Rp 210.000,00 = Rp 63.000,00. jurnal yang dibuat oleh PT Merapi untuk mencatat
laba bersih PT Sindoro adalah sebagai berikut:
31/12 Investasi dalam Saham.
453.000,00
Pendapatan Investasi
453.000,00
(Untuk mencatat 30% dari laba bersih PT
Sindoro sebagai pendapatan)
Penerimaan Dividen
Dalam metode equity, dividen tunai (atau
dividen dalam bentuk kekayaan lain) yang diterima, dicatat sebagai pengurangan
atas rekening investasinya. Dalam contoh diatas, PT Merapi menerima pembagian
dividen tunai sebesar Rp 30.000,00 (30.000 lembar x Rp 1,00). Jurnal untuk
mencatat penerimaan pembagian dividen tersebut adalah sebagai berikut:
31/12.
Kas
63.000,00
Investasi dalam Saham
63.000,00
(Untuk mencatat penerimaan dividen)
Penjualan Investasi Saham (Metode Equity)
misalkan pada tanggal 5 Januari, PT Merapi
menjual 3.000 lembar saham PT Sindoro dengan harga Rp 50.000,00 (setelah
dikurangi biaya komisi perantara dan biaya lainnya). Sebelum membuat jurnal
untuk mencatat transaksi di atas, terlebih dahulu perlu ditentukan nilai buku
30.000 lembar saham PT Sindoro pada tanggal penjualan adalah Rp 486.000,00.
berhubung saham PT Sindoro yang dijual hanya 3.000 lembar maka nilai buku saham
yang dijual tersebut adalah:
3.000/30.000 x Rp 486.000,00 = Rp 48.600,00.
jurnal untuk mencatat
transaksi penjualan tersebut adalah :
5/1 Kas
50.000,00
Investasi dalam Saham
48.600,00
Laba Penjualan
Investasi.
1.400,00
(Untuk mencatat penjualan saham PT Sindoro)
3. Metode Konsolidasi
Jika investasi dalam
perusahaan lain jmlshnya 50% atau lebih, berarti investor dapat melakukan
kontrol secara penuh terhadap investee. Dalam hal iini sistem pencatatan
menggunakan metode equity. Selain itu, karena saham yang di beli sudah
lebih dari 50%, kedua perusahaan/investor dan investee (induk&anak)
dianggap satu kesatuan. Untuk laporan keuangan kedua perusahaan tersebut harus
di gabung (di konsilidasikan).
Investasi dalam obligasi
A. Pengertian Obligasi
Obligasi (Bonds)
merupakan salah satu jenis surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak
antara pemberi pinjaman (investor) dan yang diberi pinjaman (emiten). Kontrak
yang tertulis dalam obligasi berisi janji tertulis dari emiten / penerbit untuk
membayar sejumlah uang tertentu kepada investor, pada waktu tertentu di masa
yang akan datang (umumnya antara 5 – 10 tahun) dan juga membayar imbalan bunga
dengan jumlah tertentu pada setiap waktu tertentu.
Pencatatan obligasi dalam saham
hampir sama dengan investasi jangka pendek, yaitu di catat dengan harga
perolehannya serta diperhitungkan dan dicatat pula adanya bunga yang berjalan,
baik dalam jual-beli maupun pada akhir priode. Perbedaanya, dalam investasi
jangka panjang pada akhir priode harus di perhitungkan amortisasi atas
agio/disagio (selisih lebih atau selisih kurang antara harga perolehan dan
nilai nominalnya). Apabila harga perolehan diatas harga nominal, selisih
disebut agio(premium) apabila harga perolehan dibawah harga nominal, selisih di
sebur disagio (discount).
Keunggulan Obligasi:
Obligasi merupakan salah satu alternatif investasi jangka panjang di pasar
modal diminati oleh para investor. Ada 4 (empat) ketentuan dasar yang menjadi
daya tarik obligasi, yaitu:
1. Obligasi menghasilkan bunga
dalam jumlah tertentu secara reguler.
2. Obligasi kurang
beresiko, karena ada janji dari emiten untuk membayar kembali pinjaman obligasi
seutuhnya.
3. Obligasi memiliki
jatuh tempo yang telah ditentukan, ketika obligasi habis masanya maka pinjaman
obligasi harus dibayar penuh sebesar nilai nominalnya.
4. Tingkat bunga obligasi
bersifat kompetetif, dalam artian tidak kalah jika dibandingkan dengan tingkat
suku bunga perbankan yang berlaku.
B. Contoh Soal
pada tanggal 1 juli
2009 PT.ABAL-ABAL membeli 100 lembar obligasi PT. BLA-BLA yang bernilai nominal
Rp 100.000,00 per lembar dengan harga Rp
9.225.000,00. Obligasi akan jatuh tempo pada tanggal 1 agustus 2013 bunga 15% setahun, dibayar dua kali setahun
tuap 1 Maret dan 1 September. Selama tahun 2010 dan 2011 tidah ada pembelian
dan penjualan obligasi lagi. Dan pada tanggal 1 juli 2012 PT.ABAL-ABAL menjual
50 lembar obligasi PT.BLA-BLA dengan
harga Rp 5.000.000,00.
Diminta:
buatlah jurnal yang di butuhkan.
Jawaban:
Tanggal
|
Keterangan
|
Debet
|
Credit
|
2009 juli 1
|
Investasi dalam
obligsi PT.Abal-Abal
|
Rp 9.225.000,00
|
|
|
Pendapatan bunga
|
Rp
500.000,00
|
|
|
Kas
|
|
Rp 9.725.000,00
|
Sep 1
|
Kas
|
Rp
750.000,00
|
|
|
Pendapatan bunga
|
|
Rp
750.000,00
|
Des 31
|
Jurnal penyesuaian
|
|
|
|
Piutang bunga
|
Rp
500.000,00
|
|
|
Pendapatan bunga
|
|
Rp
500.000,00
|
|
Investasi dalam
obligasi
|
Rp
94.896,00
|
|
|
Pendapatan bunga
|
|
Rp
94.896,00
|
2010 jan 1
|
Jurnal pembalik
|
|
|
|
Pendapatan bunga
|
Rp
500.000,00
|
|
|
Piutang bunga
|
|
Rp
500.000,00
|
Mar 1
|
Kas
|
Rp
750.000,00
|
|
|
Pendapatan bunga
|
|
Rp
750.000,00
|
Sept 1
|
Kas
|
Rp
750.000,00
|
|
|
Pendapatan bunga
|
|
Rp
750.000,00
|
Des 31
|
Jurnal
penyesuaian
|
|
|
|
Piutang bunga
|
Rp
500.000,00
|
|
|
Pendapatan bunga
|
|
Rp
500.000,00
|
|
Investasi dalam
obligasi
|
Rp
189.792,00
|
|
|
Pendapatan bunga
|
|
Rp
189.792,00
|
2012 jul 1
|
Penjualan 50 lbr
obligasi
|
|
|
|
Kas
|
Rp
5.397.188,00
|
|
|
Rugi penjualan
investasi
|
Rp
102.812
|
|
|
Pendapatan bunga
|
|
Rp 500.000,00
|
|
Investasi dalam obligasi PT Abal-Abl
|
|
Rp
5.000.000,00
|
Langganan:
Postingan (Atom)