Sabtu, 13 April 2013

akuntansi jangka panjang


INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi di dalam akuntansi meliputi semua penanaman dana perusahaan atau penyertaan perusahaan pada perusahaan lain, yang tidak ada hubungan langsung dengan operasi utama perusahaan.
Investasi jangka panjang dapat dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi atau saham. Apabila diperbandingkan, kedua bentuk investasi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang pasti atas penerimaan bunga selama kurun waktu tertentu. Bila tingkat bunga di pasaran menurun, tingkat bunga obligasi tidak berubah karena tingkat bunganya sudah ditetapkan dalam perjanjian awal.
TUJUAN INVESTASI JANGKA PANJANG
a. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya. 
b. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi, kepentingan sosial.
c. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas perusahaan tersebut.
d. Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang dihasilkan.
e. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.
f. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

*       Investasi Dalam Saham
                        Pada umumnya investasi dalam saham mempunyai tujuan ganda, yaitu selain memperoleh tambahan pendapatan juga untuk melakukan kontrol atau menjalani hubungan kerjasama dengan perusahaan tempat investasi di lakukan.
kriteria pemilihan saham, hubungan dengan perusahaan yang dimiliki??? Dan metode pencatatan saham dapat dilihat sebagai berikut:

No.
Persentase pemilikan
Hubungan dengan investee (perusahaan anak)
Metode pencatatan
1
Kurang dari 20%
Tidak dapat melakukan kontrol
Cost method (harga perolehan)
2
20%-50%
Dapat melakukan sebagian kontrol
Equity method (metode pemilikan)
3
Lebih dari 50%
Dapat melakukan kontrol secara penuh
Equity method dan dibuat laporan keuangan konsolidasi (gabungan) antara perusahaan induk dan perusahaan anak
Pada dasarnya ada 2 keuntungan yang diperoleh pemodal dengan memiliki saham, yaitu:
Dividen
Yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan, deviden diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Deviden yang dibagikan perusahaan dapat berupa devien tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan deviden berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa deviden stock yang artinya setiap pemegang saham diberikan deviden sejumlah saham sehingga sejumlah saham yang dimiliki investor bertambah dengan adanya pembagian di=eviden stock tersebut.
Capital Gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual, dimana harga jual lebih tinggi dari harga beli, capital gain terbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan di pasar sekunder. Misalnya seorang pemodal membeli saham BUMI dengan harga per lembar Rp.5000 kemudian menjualnya dengan harga Rp.5500 per lembarnya, yang berarti pemodal tersebut telah mendapatkan capital gain sebesar Rp.500 untuk setiap saham yang dijualnya. Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek untuk mengejar keuntungan melalui capital gain.
Disamping 2 keuntungan tersebut, maka pemegang saham juga di mungkinkan untuk mendapatkan:
Saham Bonus
Saham bonus (jika ada) yaitu saham yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham yang diambil dari agio saham, agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran umum dipasar perdana, misalnya setiap saham dengan nilai nominal Rp.500 dijual dengan harga Rp.800 maka setiap saham akan memberikan agio kepada perusahaan sebesar Rp.300 setiap sahamnya.

Sedangkan kerugian yang bisa terjadi dalam investasi di saham, yaitu:
Tidak mendapat deviden
Perusahaan akan membagikan deviden jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan deviden jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Dengan demikian potensi keuntungan pemodal untukmendapatkan deviden ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

Capital Loss
Dalam aktifitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor menjual sahamnya lebih rendah harganya dari harga belinya, dengan demikian investor mengalami capital loss. Misalnya seorang investor membeli saham BUMI pada harga Rp.5000 per lembarnya, namun beberapa waktu kemudian dijual dengan harga Rp.4500 per lembarnya, berarti investor tersebut mengalami kerugian sebesar Rp.500 per lembarnya, kerugian tersebut yang disebut capital loss.
Dalam jual beli saham, terkadang seorang investor untuk menghindari potensi kerugian yang makin besar seiring dengan terus menurunnya harga saham, maka investor tersebut rela menjual sahamnya dengan harga lebih rendah dari harga belinya, istilah ini dikenal dengan Cut Loss.
Perusahaan bangkrut dan dilikuidasi
Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara langsung kepada pemegang saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan mendapat posisi lebih rendah dibandingkan kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa baru akan dibagikan kepada pemegang saham.

Saham di delist dari bursa (delisting)
Resiko lain yang di hadapi oleh para investor adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan bursa efek (delist). Suatu saham perusahaan di delist di bursa umumnya karena kinerja perusahaan yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan deviden secara berturut-turut selama beberapa tahun dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa. Adapula perusahaan yang di delist keluar dari bursa dengan tujuan Go Private, perusahan yang melakukan Go Privatetidak merugikan investor karena perusahaan penerbit saham tersebut melakukan Buy Back terhadap saham yg diterbitkan.
Saham di Suspend
Jika suatu saham di suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas burs`a efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat menjual sahamnya hingga saham yang di suspend tersebut dicabut dari status suspend. Suspend biasanya berlangsung dalam waktu singkat misalnya dalam 1 sesi perdagangan, 1 hari perdagangan namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal yang menyebabkan saham di suspend yaitu suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lainnya yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan sementara perdagangan saham tersebut untuk kemudian diminta konfirmasi lainnya. Sedemikian hingga informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi, jika setelah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka status suspend atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan lagi seperti semula.


Klasifikasi Saham
Saham (Stock) merupakan salah satu jenis surat berharga (efek) yang diperdagangkan di bursa efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti ia ikut menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.

Pada umumnya terdapat dua tipe dasar saham yang dikeluarkan perusahaan, saham biasa dan saham istimewa. Kesamaan dari kedua jenis saham tersebut adalah sama-sama merupakan saham kepemilikan yang diterbitkan oleh perusahaan dan diperdagangkan oleh para investor. Disamping itu para pemegang saham biasa maupun saham istimewa tidak bertanggung jawab atas hutang-hutang perusahaan.
Perbedaan yang mendasar antara saham biasa dan saham istimewa adalah sebagai berikut:
Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kecuali anak perusahaan yang pengendaliannya bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya kepada Perusahaan.
Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan induk perusahaan dan anak perusahaan digabungkan satu per satu (line by line basis) dengan menjumlahkan unsur-unsur yang sejenis dari aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Agar laporan keuangan konsolidasi dapat menyajikan informasi keuangan dari kelompok perusahaan tersebut sebagai satu kesatuan ekonomi, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut:
a.       Saldo nilai tercatat (carrying amount) penyertaan induk perusahaan pada masing-masing anak perusahaan dieliminasi dengan ekuitas anak perusahaan yang menjadi bagian induk perusahaan.
b.      Saldo dan transaksi antar perusahaan dalam kelompok perusahaan yang dikonsolidasikan, termasuk penjualan, beban dan dividen harus dieliminasi seluruhnya untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
c.       Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi, yang berasal dari transaksi antar perusahaan yang dikonsolidasikan, harus dieliminasi.
Impairment
Mendefinisikan penyusutan sebagai penurunan potensi jasa aset jangka panjang akibat kerusakan konsumsi melalui pemakaian, atau kehilangan nilai ekonomis karena keusangan dan perubahan permintaan. Dalam definisi ini, nilai awal dianggap sebagai tumpukan jasa yang dapat dimanfaatkan selama usia aset. Manakala sebagian dari jasa ini jatuh tempo melalui pemakaian atau sebab lain, jumlah potensi jasa menurun, dan porsi biaya aset harus ditransfer sebagai beban, atau aset lain, atau perkiraan kerugian. Definisi ini lebih statis daripada definisi FASB karena ia mengakui bahwa kehilangan potensi jasa mungkin tidak beraturan dan mungkin bergantung pada banyak faktor yang tak dapat diramalkan saat aset diperoleh.
Untuk aset yang akan dipergunakan sendiri, SFAS 144 mengatur bahwa pengakuan akan adanya impairment dilakukan saat terdapat bukti bahwa nilai berjalan suatu aset atau suatu kelompok aset tidak dapat lagi ditutupi. Satu atau beberapa indikator berikut ini merupakan petunjuk ketidakmampuan menutupi nilai berjalan tersebut.
a.       penurunan nilai pasar yang signifikan, perubahan fisik atau penggunaan aset
b.      perubahan yang berlawanan dengan maksud semula penggunaan aset akibat perubahan hukum dan iklim usaha
c.       pengeluaran biaya yang berlebihan
Untuk melaksanakan impairment, dua tahapan harus dilalui terlebih dahulu.
(1)   pengujian pengembalian nilai aset : jika nilai berjalan aset melebihi nilai arus kas dari penggunaan dan pelepasannya yang didiskontokan maka impairmentdapat dilakukan.
(2)   pengukuran kerugian: jika nilai berjalan melebihi nilai wajar aset maka impairment harus dilakukan. Jika nilai wajar tidak dapat ditetapkan, yang diperhgunakan adalah nilai arus kas dari penggunaan dan pelepasannya yang didiskontokan.
Jika penyusutan terutama diartikan sebagai alokasi, berapapun nilai aset yang diakui untuk disusutkan, maka nilai penyusutannya dicatat sebagai berikut:
Debit: Beban Penyusutan                               Rp XXX
            Kredit: Akumulasi Penyusutan                                   Rp XXX
Akan tetapi jika penyusutan diakui sebagai impairment, untuk menunjukkan penurunan nilai yang tidak normal, penyusutan dibukukan sebagai:
Debit: Kerugian Impairment                           Rp XXX
            Kredit: Akumulasi Penyusutan                                   Rp XXX
Perkiraan Beban Penyusutan/Kerugian Impairment akan menjadi suatu pos beban non keuangan yang dimasukkan sebagai pengurang pendapatan operasional sedangkan perkiraan Akumulasi Penyusutan akan menjadi perkiraan lawan yang disajikan di Neraca sebagai pengurang nilai perkiraan Aset Tetap.
Permasalahan impairment adalah masalah lama yang diakui telah merupakan satu dari ketidaksempurnaan akuntansi keuangan. Impairment diakui menjadi penting jika mengingat bahwa perubahan ekonomi dewasa ini sangat cepat yang membuat berbagai aset begitu cepat kehilangan kemampuannya untuk menutupi nilai perolehannya. Jatuhnya harga komoditas perkebunan, kemajuan teknologi informatika yang membuat usang pabrik, peralatan dan paten serta lisensi, serta perubahan cepat selera konsumen atau penurunan nilai mata uang yang drastis membuat impairment atas aset sangat dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan. Akan tetapi, impairment telah dipraktikkan dengan tidak konsisten, dan justru aturan mengenai konsistensi ini telah dihindari oleh penyusun standar. Oleh karena itu, sampai sekarang impairment menghadapi permasalahan.
Metode Akuntansi Untuk Saham
METODE AKUNTANSI
TINGKAT PENGARUH DAN STATUS PEMILIKAN
Metode Harga
Perolehan


Metode Equity
Investor tidak memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap perusahaan.
Biasanya pemilikan saham kurang dari 20% atau lebih dari seluruh saham perusahaan.

Investor memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan.
Biasanya pemilikan saham berjumlah 20% atau lebih
dari seluruh saham perusahaan.
1.        Metode Harga Perolehan
Metode harga perolehan untuk akuntansi investasi jangka panjang dalam saham digunakan apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam perusahaan penerbit saham. Dalam metode harga perolehan ini, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehannya, dan dividen diakui sebagai pendapatan pada saat diumumkan oleh dewan komisaris perusahaan penerbit saham. Setelah pembelian dicatat, maka investasi jangka panjang dalam saham yang dicatat dengan metode harga perolehan, harus menilai investasinya dengn metode harga terendah diantara harga perolehan dan harga pasar. Dengan demikian, pada setiap akhir periode harus ditentukan harga pasar keseluruhan saham yang dimiliki untuk dibandingkan dengan keseluruhan harga perolehannya. Apabila keseluruhan harga pasar lebih rendah daripada keseluruhan harga perolehannya, maka selisihnya didebetkan ke rekening yang disebut Rugi Investasi Jangka Panjang Belum Direalisasi dan dikredit ke rekening Cadangan Penurunan Nilai Investasi Jangka Panjang.
Contoh :
Pada tanggal 5 Maret 2001, PT Merapi membeli 5.000 lembar saham PT Muria dengan harga Rp 14,00 per lembar sebagai investasi jangka panjang. Biaya komisi perantara dalam transaksi tersebut adalah Rp 400,00. saham PT Muria sebanyak 5.000 lembar yang dibeli oleh PT merapi tersebut, mencerminkan 2% dari keseluruhan saham PT Muria yang beredar.
Jawab :
Pembelian Saham
5/3 Investasi dalam saham                              70.400,00
                                    Kas                                                                  70.400,00

(untuk mencatat pembelian 5.000 lembar saham PT Muria @ Rp 14,00 ditambah komisi perantara Rp 400,00)
Penerimaan Dividen
Pada tanggal 18 November 2001, Dewan Komisaris PT Muria mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 1,20 per saham kepada para pemegang saham yang terdaftar pada tanggal 1 Desember. Dividen tersebut akan dibayar pada tanggal 1 Januari 2002. Dalam metode harga perolehan, pengumunan pembagian dividen oleh perusahaan penerbit saham akan diakui sebagai pendapatan oleh investor. Jurnal untuk mencatat pengumuman pembagian dividen adalah sebagai berikut:

Piutang Dividen                                                          6.000,00
                        Pendapatan Dividen                                                   6.000,00
(Untuk mencatat pengumuman pembagian dividen atas saham PT Muria)
Penilaian dengan Metode Terendah di antara Harga Perolehan dan Harga Pasar
Apabila perusahaan menggunakan metode harga perolehan dalam akuntansi untuk investasi jangka panjang, maka pada akhir tahun perusahaan harus menerapkan metode terendah antara harga perolehan dan harga pasar dengan cara yang sama seperti halnya untuk investasi sementara. Total harga perolehan harus dibandingkan dengan total harga pasar seluruh saham yang dimiliki perusahaan. Apabila total harga pasar lebih rendah daripada total harga perolehan, maka investasi harus dilaporkan dalam neraca dengan harga yang lebih rendah (harga pasar). Dalam contoh diatas, PT Merapi hanya memiliki satu jenis saham yaitu saham PT Muria sebanyak 5.000 lembar dengan harga perolehan Rp 70.400,00. Seandainya pada tanggal 31 Desember 2001 harga pasar saham PT Muria adalah Rp 13,50 per lembar, maka total harga pasarya adalah Rp 67.500,00 (5.000 lembar x Rp 13,50) atau Rp 2.900,00 lebih rendah daripada harga perolehan. Jurnal penyesuaian untuk mencatat penurunan dalam harga pasar saham adalah sebagai berikut:
Rugi Investasi Jangka Panjang Belum Direalisasikan                         2.900,00
            Cadangan Penurunan Nilai Investasi Jangkapanjang                    2.900,00
(Untuk mencatat pengurangan investasi jangka panjang menjadi sebesar harga pasarnya)
Penjualan Saham

Misalkan pada tanggal 1 Februari 2002, PT Merapi menjual 2.500 lembar saham PT Muria yang dimilikinya dengan harga seluruhnya Rp 34.000,00 (setelah dikurangi komisi dan biaya lainnya). Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai
berikut :
1/2       Kas                                                                              Rp 34.000,00
            Rugi Penjualan Investasi                                                     1.200,00
                   Investasi dalamSaham.                                                      35.200,00
(Untuk mencatat penjualan 2.500 lembar saham PT Muria)
Rekening Investasi dalam Saham dikredit sebesar Rp 35.200,00 karena yang dijual hanya 2.500 lembar dari 5.000 lembar saham PT Muria yang dimilikinya. Dengan demikian harga perolehan 2.500 lembar saham yang dijual adalah Rp 70.400,00 x 2500/5000 = Rp 35.200,00.
2.    Metode Equity
Metode equity dalam akuntansi investasi jangka panjang harus digunakan apabila investor mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan penerbit saham. Seperti telah dikemukakan di atas, investor disebut mempunyai pengaruh cukup besar apabila memiliki saham 20% atau lebih dari keseluruhan saham yang diterbitkan oleh perusahaan penerbit saham. Dalam metode equity, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehannya, seperti halnya dalam metode harga perolehan
Contoh :
misalkan pada tanggal I Januari tahun ini, PT Merapi membeli 30.000 lembar saham PT Sindoro dengan harga Rp 453.000,00, termasuk biaya komisi perantara. Jumlah saham PT Sindoro yang beredar adalah 100.000 lembar. Dengan pembelian saham ini, maka PT Merapi memiliki 30% saham PT Sindoro, yang berarti bahwa PT Merapi dipandang mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kebijakan operasi dan keuangan PT Sindoro. Pada tanggal 30 Desember tahun ini, PT Sindoro melaporkan laba bersih tahun ini sebesar Rp 210.000,00 dan membayar dividen tunai sebesar Rp 100.000,00 (tiap lembar saham mendapat pembagian laba sebesar Rp 1,00). Jurnal–jurnal yang harus dibuat oleh PT Merapi adalah sebagai berikut :
Jurnal untuk mencatat pembelian 30% saham PT Sindoro adalah:
1/1 Investasi dalam saham                                          453.000,00
                        Kas                                                                              453.000,00
(Untuk mencatat pembelian 30.000 lembar saham biasa PT Sindoro)
Pengakuan Laba
Dalam metode equity, PT Merapi selaku investor, mengakui laba bersih yang diperoleh PT Sindoro sebagai pendapatan dari investasi dalam saham PT Sindoro dan dengan demikian menambah investasinya. Bagian laba bersih PT Sindoro yang dipandang sebagai haknya oleh PT Merapi adalah sebesar persentase pemilikan sahamnya yaitu 30%. Dengan demikian bagian laba bersih yang dipandang sebagai hak PT Merapi adalah 30% x Rp 210.000,00 = Rp 63.000,00. jurnal yang dibuat oleh PT Merapi untuk mencatat laba bersih PT Sindoro adalah sebagai berikut:
31/12 Investasi dalam Saham.                                                453.000,00
                                    Pendapatan Investasi                                     453.000,00
(Untuk mencatat 30% dari laba bersih PT Sindoro sebagai pendapatan)

Penerimaan Dividen
Dalam metode equity, dividen tunai (atau dividen dalam bentuk kekayaan lain) yang diterima, dicatat sebagai pengurangan atas rekening investasinya. Dalam contoh diatas, PT Merapi menerima pembagian dividen tunai sebesar Rp 30.000,00 (30.000 lembar x Rp 1,00). Jurnal untuk mencatat penerimaan pembagian dividen tersebut adalah sebagai berikut:
31/12. Kas                                                       63.000,00
                        Investasi dalam Saham                                   63.000,00
(Untuk mencatat penerimaan dividen)
Penjualan Investasi Saham (Metode Equity)
misalkan pada tanggal 5 Januari, PT Merapi menjual 3.000 lembar saham PT Sindoro dengan harga Rp 50.000,00 (setelah dikurangi biaya komisi perantara dan biaya lainnya). Sebelum membuat jurnal untuk mencatat transaksi di atas, terlebih dahulu perlu ditentukan nilai buku 30.000 lembar saham PT Sindoro pada tanggal penjualan adalah Rp 486.000,00. berhubung saham PT Sindoro yang dijual hanya 3.000 lembar maka nilai buku saham yang dijual tersebut adalah:
3.000/30.000 x Rp 486.000,00 = Rp 48.600,00. jurnal untuk mencatat
transaksi penjualan tersebut adalah :
5/1 Kas                                                                        50.000,00
                        Investasi dalam Saham                                               48.600,00
                        Laba Penjualan Investasi.                                              1.400,00
(Untuk mencatat penjualan saham PT Sindoro)
3.    Metode Konsolidasi
            Jika investasi dalam perusahaan lain jmlshnya 50% atau lebih, berarti investor dapat melakukan kontrol secara penuh terhadap investee. Dalam hal iini sistem pencatatan menggunakan metode equity. Selain itu, karena saham yang di beli sudah lebih dari 50%, kedua perusahaan/investor dan investee (induk&anak) dianggap satu kesatuan. Untuk laporan keuangan kedua perusahaan tersebut harus di gabung (di konsilidasikan).


*      Investasi dalam obligasi
A. Pengertian Obligasi
Obligasi (Bonds) merupakan salah satu jenis surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dan yang diberi pinjaman (emiten). Kontrak yang tertulis dalam obligasi berisi janji tertulis dari emiten / penerbit untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada investor, pada waktu tertentu di masa yang akan datang (umumnya antara 5 – 10 tahun) dan juga membayar imbalan bunga dengan jumlah tertentu pada setiap waktu tertentu.
            Pencatatan obligasi dalam saham hampir sama dengan investasi jangka pendek, yaitu di catat dengan harga perolehannya serta diperhitungkan dan dicatat pula adanya bunga yang berjalan, baik dalam jual-beli maupun pada akhir priode. Perbedaanya, dalam investasi jangka panjang pada akhir priode harus di perhitungkan amortisasi atas agio/disagio (selisih lebih atau selisih kurang antara harga perolehan dan nilai nominalnya). Apabila harga perolehan diatas harga nominal, selisih disebut agio(premium) apabila harga perolehan dibawah harga nominal, selisih di sebur disagio (discount).
Keunggulan Obligasi
Obligasi merupakan salah satu alternatif investasi jangka panjang di pasar modal diminati oleh para investor. Ada 4 (empat) ketentuan dasar yang menjadi daya tarik obligasi, yaitu:

1.    Obligasi menghasilkan bunga dalam jumlah tertentu secara reguler.
2.    Obligasi kurang beresiko, karena ada janji dari emiten untuk membayar kembali pinjaman obligasi seutuhnya.
3.    Obligasi memiliki jatuh tempo yang telah ditentukan, ketika obligasi habis masanya maka pinjaman obligasi harus dibayar penuh sebesar nilai nominalnya.
4.    Tingkat bunga obligasi bersifat kompetetif, dalam artian tidak kalah jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga perbankan yang berlaku.




B. Contoh Soal
pada tanggal 1 juli 2009 PT.ABAL-ABAL membeli 100 lembar obligasi PT. BLA-BLA yang bernilai nominal Rp 100.000,00 per lembar dengan harga  Rp 9.225.000,00. Obligasi akan jatuh tempo pada tanggal 1 agustus 2013  bunga 15% setahun, dibayar dua kali setahun tuap 1 Maret dan 1 September. Selama tahun 2010 dan 2011 tidah ada pembelian dan penjualan obligasi lagi. Dan pada tanggal 1 juli 2012 PT.ABAL-ABAL menjual 50 lembar obligasi PT.BLA-BLA  dengan harga Rp 5.000.000,00.
Diminta:
buatlah jurnal yang di butuhkan.

Jawaban:


Tanggal
Keterangan
Debet
Credit
2009 juli  1
Investasi dalam obligsi PT.Abal-Abal
Rp 9.225.000,00


Pendapatan bunga
Rp    500.000,00


       Kas

Rp 9.725.000,00
Sep 1
Kas
Rp    750.000,00


       Pendapatan bunga

Rp    750.000,00
Des 31
Jurnal penyesuaian



Piutang bunga
Rp    500.000,00


     Pendapatan bunga

Rp     500.000,00

Investasi dalam obligasi
Rp      94.896,00


      Pendapatan bunga

Rp       94.896,00
2010 jan 1
Jurnal pembalik



Pendapatan bunga
Rp      500.000,00


      Piutang bunga

Rp     500.000,00
Mar 1
Kas
Rp      750.000,00


      Pendapatan bunga

Rp     750.000,00
Sept 1
Kas
Rp      750.000,00


      Pendapatan bunga

Rp     750.000,00
Des 31
Jurnal penyesuaian



Piutang bunga
Rp      500.000,00


      Pendapatan bunga

Rp      500.000,00

Investasi dalam obligasi
Rp      189.792,00


      Pendapatan bunga

Rp      189.792,00
2012 jul 1
Penjualan 50 lbr obligasi



Kas
Rp    5.397.188,00


Rugi penjualan investasi
Rp       102.812


    Pendapatan bunga

Rp      500.000,00

    Investasi dalam obligasi PT Abal-Abl

Rp    5.000.000,00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar